Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Balapan burung merpati memang termasuk hobi unik. Di balik keunikan tersebut, Agil Munawar, pemain PS TNI, menyimpan banyak motivasi setelah belajar dari hobinya itu.
Penulis: Ferry Tri Adi/CW-1
Siapa sangka, Agil punya filosofi dari balapan merpati yang sering ia lakukan ketika waktu luang.
Filosofi klise dari merpati tak lain merupakan hewan yang setia kepada pasangan. Namun, ada satu yang selalu diingat pemain kelahiran Garut itu ialah merpati selalu tahu arah tujuan.
(Baca Juga: Setelah Gadis Thailand, Pemain Timnas U-16 Indonesia ini Kembali Bikin Heboh hingga Bawa-bawa Nama Ketua Umum PSSI)
Ya, merpati memang tahu ke mana harus pulang dan selalu terbang ke arah tujuannya. Hal itu yang ia lihat dan dalam saat balapan merpati.
Tak pelak, nilai-nilai dari hewan kesayangannya itu juga diterapkan dalam hidup. Agil selalu mempunyai target dalam karier sepak bolanya.
Saat ini, gelandang jebolan Diklat Persib itu menjadi pilar PS TNI. Sudah 19 laga ia koleksi dalam 26 pekan Liga 1.
(Baca Juga: Akui Kedua Tim Hebat, Luis Milla Lakukan Ini Pasca Laga Bhayangkara FC Kontra Bali United)
Sebelum merengkuh sukses seperti saat ini, kehidupan sepak bola Agil penuh perjuangan.
“Saat kelas 5 SD, saya ikut O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) mewakili Kecamatan Sukajadi, Bandung. Setelah itu, saya mulai menekuni sepak bola dengan bergabung SSB Ajat Sudrajat. Dari situ saya mulai ikut turnamen-turnamen usia dini sampai akhirnya ikut timnas pelajar U-15 di Thailand dan juara," kata Agil.
"Sepulang dari sana, saya bergabung Persib U-15 dan hingga Persib U-17. Kemudian, saya mendapat tawaran dari Pro Duta U-19 untuk ikut di Trofeo Karol Wojtyla di Roma, Italia, pada 2013."
"Di sana saya satu grup dengan akademi AS Roma dan Lazio. Sepulang dari Italia, saya bergabung di Diklat Persib U-19 untuk ikut ISL-U-21. Lalu, saya bermain di Liga Nusantara bersama Persikas Subang dan sekarang di PS TNI,” tutur Agil.
Sebuah kiriman dibagikan oleh TABLOID BOLA (@tabloid_bola) pada
Lika-liku mulai hadir ketika ia membela Persikas.
“Saat itu ada masalah keluarga. Saya ingin pulang ke rumah untuk menyelesaikan semua. Namun, klub tidak mengizinkan karena sedang melakukan persiapan menjelang turnamen, apalagi saya menjabat sebagai kapten."
"Saya sempat berpikir untuk berhenti dari sepak bola akibat tidak diizinkan pulang. Keluarga adalah hal yang paling penting dan utama,” tutur Agil lagi.
(Baca Juga: Foto bareng Fashion Designer Ternama, Akankah Neymar Direkrut Jadi Model?)
Namun, Agil tak menyerah. Seperti merpati, dia sudah menetapkan targetnya. Sepak bola baginya ialah hidup itu sendiri.
Menurut gelandang kelahiran 10 Juni 1996 itu, sepak bola bisa menjadi batu loncatan menuju target tertingginya, menjadi seorang TNI.
“Sepak bola membawa saya mengenyam pendidikan yang baik. Berkat sepak bola saya bisa masuk SMA Negeri 25 Bandung lewat jalur prestasi. Sepak bola juga bisa meringankan beban orang tua saya. Saat SMA saya tidak pernah dipungut bayaran apa-apa."
(Baca Juga: Peringkat Bulu Tangkis Dunia - Dominasi China Patah, 5 Negara Bagi Rata Nomor Satu Bulu Dunia Termasuk Indonesia)
"Cita-cita sejak kecil dan orang tua ialah ingin saya menjadi TNI. Derajat keluarga terangkat ketika ada anaknya yang menjadi anggota TNI. Dari sepak bola itu juga saya meraih target itu,” tutur Agil.
Kalau memegang filosofi merpati, Agil tentu tahu ke mana harus pulang. Ia tahu di mana dibesarkan. Mungkinkah ia ke Persib?
DATA DIRI