Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Doa Anak Yatim Tak Cukup Membantu Kemenangan Semen Padang

By Yosrizal - Jumat, 6 Oktober 2017 | 22:29 WIB
Pemain Semen Padang berlatih di Stadion Mandala, Jayapura, (2/9/2017), menjelang laga melawan Persipura Jayapura dalam laga pekan ke-23 Liga 1. (@SEMENPADANGFCID/TWITTER)

Sehari sebelum laga kandang melawan Madura United, Manajemen dan para pemain Semen Padang menjamu puluhan anak yatim di Wima Indarung. Selain berbagi  harapan dengan anak-anak malang tersebut, juga berharap doa dari mereka agar Semen Padang bisa sukses pada sisa laga Liga 1.

Tetapi, doa para penghuni panti asuhan Al Ihsan di kawasan Lapai, Kecamatan Naggalo Kota Padang itu, tak cukup mempan untuk membantu Semen Padang meraih kemenangan.

Dalam laga kandang pada lanjutan Liga-1 melawan tim berjuluk Sapi Kerap, Jumat (6/10/2017) malam di Stadion Agus Salim, Hengky Ardiles dan kawan-kawan hanya berhasil mengambil satu poin.

Bayu Gatra dan kawan-kawan berhasil menahan imbang tanpa gol.

Itu juga berarti, tanpa pelatih Nilmaizar, kemenangan tetap saja belum berpihak kepada tim milik BUMN itu.

Pelatih caretaker Delviadri, belum bisa berbuat banyak untuk mengangkat peforma tim seperti yang ditargetkan manajemen.

Padahal stadion yang sejak tiga laga terakhir sepi dari penonton, mulai didatangi para pendukung Kabau Sirah.

Hal itu tak lepas dari kebijakan manajemen menurunkan harga tiket masuk di semua sektor stadion Agus Salim.

(BACA JUGA: Sukses Lolos ke Babak 8 Besar, Pelatih Persis Ungkapkan Perasaan Pemain Saat Bertanding)

Dari stadion sebelah timur, juga terbentang sebuah spanduk non printing yang berisikan kalimat motivasi kepada para pemain Semen Padang.

“Kami masih setia bersama Semen Padang”. Begitu bunyi spanduk yang seperti ditulis dengan cat pilox tersebut.

Apakah kehadiran penonton ke stadion juga dampak dari pemecatan Nilmaizar sebagai pelatih kepala?

Yang pasti, penampilan anak-anak  dari Bukit Indarung itu cukup merepotkan tim tamu. Tetapi Marcel Sacramenton, Vendry Mofu, Irsyad Maulana dan Riko Simanjuntak yang menjadi ujung tombang serangan, tetap tak kuasa mencetak gol.

Pelatih Delviadri,  berani memercayakan lini belakang kepada dua pemain senior, Hengky dan Novan serta ditupang dua pemain muda perkasa, Agung Prasetyo dan Novrianto.

Ia berani membangku-cadangkan Handy Ramdan sampai pluit akhir, pemain yang selama ini selalu menjadi pilihan Nil.