Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pemboikotan Liga Indonesia oleh 15 klub menuai respon keras dari Ketua PSSI, Edy Rahmayadi.
Sebanyak 15 klub yang mengancam akan memboiot Liga 1 ini menuntut setidaknya tiga hal dari operator liga, yaitu aspek bisnis, teknis, dan legal yang ternyata masih belum sesuai dengan harapan.
Namun, sejarah kelam ancaman memboikot liga ternyata tidak membuat klub-klub Indonesia merasa jera.
Setidaknya ada dua kali kasus pemboikotan yang pernah terjadi di Indonesia.
Berikut dua kasus pemboikotan tersebut.
(Baca juga: Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi: Liga 1 Kita Bubarkan Saja!)
1. Sebanyak 14 Klub Ancam Boikot Liga Primer Indonesia
Sejumlah klub sepak bola Indonesia pernah mengancam memboikot keikutsertaannya dari kompetisi Liga Prima Indonesia 2011-2012.
Dilansir BolaSport.com dari Kompas, sebanyak 14 klub menolak bergabung di kompetisi yang dibuat PT Liga Prima Indonesia Sportindo sebagai pengelola kompetisi IPL.
Klub-klub tersebut mempermasalahkan jadwal Liga Primer Indonesia yang tidak mengakomodir kepentingan klub peserta.
Mereka ingin pengelolaan kompetisi dikembalikan ke PT Liga Indonesia.
14 klub itu mengancam akan menggelar liga tandingan jika tuntutan mereka tak dipenuhi.
Daftar klub yang mengancam akan memboikot adalah Persiba Balikpapan, Persipura Jayapura, Persidafon Dafonsoro, Persiwa Wamena, Persela Lamongan, PSPS, Pelita Jaya, Semen Padang, Deltras Sidoarjo, Mitra Kukar, Sriwijaya FC, Arema Indonesia, dan Persisam Samarinda.
14 klub ini lebih memilih mengikuti Liga Super Indonesia yang dikelola oleh PT Liga Indonesia.
(Baca juga: Jika Liga 1 Bubar, Inilah Pemain Timnas U-19 Indonesia yang harus Menelan Pil Pahit)
2. APPI Boikot Turnamen Indonesian Soccer Championship 2016
Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) pernah mengungumkan pemboikotan terhadap turnaman-turnamen profesional di Indonesia.
Dilansir BolaSport.com dari tribunnews, APPI memaksa PSSI agar liga sepak bola profesional segera bergulir.
Hal ini terjadi karena konflik yang terjadi antara PSSI dan Kemenpora yang berdampak pada para pesepakbola profesional Indonesia.
Konflik berkepanjangan ini membuat pelaksanaan kompetisi profesional berbagai level mati.
Ponaryo Astaman sebagai Presiden APPI dan Bambang Pamungkas sebagai Wakil Presiden APPI terus berjuang bersama para pemain yang tergabung dalam APPI untuk mendesak digulirkannya liga sepakbola profesional.