Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jika Liga 1 Bubar dan Pemerintah Campur Tangan, Ini Deretan Kenangan Pahit Sepak Bola Nasional yang Akan Terulang

By Metta Rahma Melati - Minggu, 8 Oktober 2017 | 07:43 WIB
Pangkostrad Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi terpilih sebagai Ketua Umum PSSI Periode 2016-2020 pada Kongres PSSI di Hotel Mercure, Jakarta, Kamis (10/11/2016). (KUKUH WAHYUDI/BOLA /JUARA.NET)

Liga 1 Indonesia terancam berhenti karena ancaman aksi mogok oleh 15 klub yang tergabung dalam Forum Klub Sepakbola Profesional Indonesia (FKSPI).

Jika dalam waktu 14 hari (per tanggal 4 Oktober 2017) tidak ada tanggapan dari PT Liga Indonesia Baru (LIB), maka ke-15 klub itu mengancam mogok bertanding di kompetisi Liga 1 2017.

Ancaman mogok tersebut mendapat respon dari Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi.

"Itu ancaman mogok, cuma cari sensasi saja mereka itu. Nggak ngerti saya mau mereka ini apa. Silakan kalau mereka mau mogok bertanding. Berarti Liga 1 kita bubarkan saja. Tak usah lagi mereka main," kata Edy, seperti dilansir dari kompasiana.com.

Jika Liga 1 benar-benar berhenti dan pemerintah campur tangan, maka kejadian dua tahun lalu pun akan kembali terulang, sanksi FIFA pun menanti.

Pada 2015, sepak bola Indonesia dikenai sanksi oleh FIFA lantaran pemerintah turut campur tangan.

Sanksi FIFA

Dalam surat sanksi FIFA untuk Indonesia meyebutkan Pada 22 April 2015, PSSI menginformasikan bahwa Kementerian Pemuda dan Olahraga telah melakukan langkah menentang PSSI tentang Kongres PSSI (17 April 2015).

Yang pada intinya Kemeterian Pemuda Olahraga membentuk Tim Transisi untuk menggantikan PSSI.

Kemudian menyerahkan tugas dan tanggung jawab PSSI untuk menjalankan Indonesia Super League dan tim nasional dibawah KONI dan KOI.