Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Selamat Jalan, One-Club Man: Choirul Huda

By Muhammad Robbani - Minggu, 15 Oktober 2017 | 18:33 WIB
Kiper sekaligus kapten Persela Lamongan, Choirul Huda, saat menyambut gembira gol pertama timnya ke gawang Perseru di Stadion Surajaya, Lamongan, Kamis (16/6/2016) malam. (SUCI RAHAYU/JUARA.NET)

Kemenangan Persela Lamongan atas Semen Padang dengan skor 2-0 pada pekan ke-29 Liga 1 di Stadion Surajaya, Lamongan, Minggu (15/10/2017), harus dibayar mahal.

Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda harus meregang nyawa setelah berbenturan dengan beknya sendiri, Ramon Rodrigues di pengujung babak pertama.

Dia kemudian tak sadarkan diri dan dibawa ke RSUD dr Soegiri, Lamongan, untuk mendapat perawatan medis.

Sayang nyawanya tak tertolong sehingga Choirul Huda meninggal di usia 38 tahun.

Kiper dengan tinggi 1,81 meter itu merupakan salah satu tokoh pesepak bola terhormat di jagat sepak bola nasional.

(Baca juga: Bahaya! 10 Tahun Lagi, Sepak Bola Indonesia Bisa Disalip Timor Leste)

Sejak memulai karier profesionalnya pada 1999, dia hanya membela satu klub sepanjang kariernya.

Julukan 'One-Club Man' seperti halnya Francesco Totti dari AS Roma atau Andreas Iniesta bersama Barcelona, sudah identik dengan dirinya.


Para pemain Persela Lamongan tak kuasa menahan tangis mendengar kepergian sang kiper, Choirul Huda.(TB KUMARA/BOLASPORT.COM)

Pria asli Lamongan kelahiran tahun 1979 itu sudah membela Persela sejak masih berkutat di Divisi II sampai akhirnya promosi ke kasta tertinggi sepak bola nasional yakni Divisi Utama musim 2004.

Choirul Huda jadi bagian sejarah klub berjulukan Laskar Joko Tingkir itu naik ke Divisi Utama Liga Indonesia 2004 setelah melewati babak play-off di musim 2003.

(Baca juga: Pemain Asing Liga Singapura Musim 2017 Bisa Serbu Indonesia Pada 2018, Ini Penyebabnya)

Sejak promosi ke Divisi Utama, Persela terus berkompetisi di kasta tertinggi sepak bola nasional.

Dengan diperkuat Choirul Huda, Persela juga ikut berkompetisi di Indonesia Super League (ISL) yang jadi kasta tertinggi sepak bola nasional sejak musim 2008.

Persela dan Choirul Huda seolah menjadi dua hal yang tak dipisahkan.


Kiper sekaligus kapten Persela, Choirul Huda dikerubungi para suporter setia timnya seusai laga kandang di Stadion Surajaya, Lamongan pada musim 2016. (TB KUMARA/JUARA.NET)

Bahkan dia harus meregang nyawanya saat mencoba mempertahankan gawangnya dari kebobolan, hingga akhirnya berbenturan dengan rekannya, Ramon Rodrigues saat menjaga penetrasi penyerang Semen Padang, Marcel Sacramento.

Selamat jalan, One-Club Man, Choirul Huda, terima kasih atas kiprahmu di sepak bola nasional.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P