Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dokter Yudistiro Andri Nugroho, Spesialis Anastesi (Kepala unit Instalasi Gawat Darurat RSUD dr Soegiri Lamongan) yang menangani Choirul Huda menjelaskan tentang penyebab meninggalnya kiper Persela tersebut.
Menurut Dokter Yudistiro, Choirul Huda mengalami trauma benturan dengan sesama pemain, sehingga terjadi apa yang kita sebut henti nafas dan henti jantung.
Tim medis yang berada di Stadion Surajaya sudah melakukan penanganan pembebasan jalan nafas dengan bantuan nafas dengan benar, kemudian dirujuk ke UGD Dr. Soegiri.
Ketika berada di ambulance, Choirul Huda juga ditangani secara medis untuk bantuan nafas maupun untuk penanganan henti jantung.
Sesampainya di UGD Choirul Huda segera ditangani dengan dipasang alat bantu nafas yang sifatnya pernamen.
"Kita lakukan pemasangan alat bantu nafas yang sifatnya permanen. Kita lakukan inkubasi dengan memasang alat semacam pipa nafas. Itu yang menjamin oksigen bisa 100 persen masuk ke paru-paru. Dengan itu kita harapkan kita melakukan pompa otak sama jantung," kata Dokter Yudistiro kepada BolaSport.com.
(Baca Juga: BREAKING NEWS - Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda Meninggal Dunia)
Dokter Yudistiro juga menjelaskan Choirul Huda sempat memberikan respon dengan adanya gambaran kulit memerah, tetapi kondisnya tetap semakin menurun.
"Sempat ada respon dari Choirul Huda dengan adanya gambaran kulit memerah, tetapi kondisnya tetap semakin menurun. Pompa jantung dan otak itu dilakukan selama 1 jam tidak ada respon," kata Dokter Yudistira.
Karena tidak ada respon positif dari Choirul Huda, tim dokter kemudian menyatakan Choirul Huda meninggal tepat pukul 16:45 WIB.
"Tidak ada reflek tanda-tanda kehidupan normal. Kemudian kita menyatakan meninggal pada pukul 16.45. Kita sudah mati-matian untuk mengembalikan fungsi vital tubuh Choirul Huda," Dokter Yudistira menegaskan.
Dokter Yudistira mengatakan "sesuai analisa awal benturan ada di dada dan rahang bawah. Ada kemungkinan trauma dada, trauma kepala dan trauma leher. Di dalam tulang leher itu ada sumsum tulang yang menghubungkan batang otak."
"Di batang otak itu ada pusat-pusat semua organ vital, pusat denyut jantung dan nafas. Mungkin itu yang menyebabkan Choirul Huda henti jantung dan henti nafas," jelas Dokter Yudistira.
Tim Dokter mengaku tidak sempat melakukan scaning lebih lanjut dalam kondisi kritis seperti itu.
"Itu analisa awal kami, karena tim kami gak sempat melakukan scaning, karena mas Huda tidak layak transport dengan kondisi kritis seperti itu. Kita tidak bisa mengkondisikan untuk dibawa ke Radiologi. Kita lebih menangani kondisi awal," jelas Dokter Yudistira.