Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Chief Operation Officer PT Liga Indonesia Baru (LIB), Tigor Shalom Boboy, mengatakan apa yang dilakukan Persib Bandung saat melawan Persija Jakarta dalam pekan ke-33 Liga 1 2017 bisa saja mendapatkan hukuman.
Ancamannya itu sesuai dengan regulasi yang terjadi dimana pada pasal 13 ayat 1 b dan c memutuskan bahwa Persib bisa terdegradasi untuk musim depan.
Seperti diketahui, tim berjulukan Maung Bandung itu tidak melanjutkan pertandingan di menit ke-83 usai tidak puas dengan kepemimpinan wasit asal Australia, Evans Shaun Robert.
Persib menilai, Evans Shaun, tidak berhasil menjalankan tugasnya lantaran menganulir gol dari Ecezhiel Ndousel di menit ke-27.
Rasa tidak puas Persib semakin bertambah setelah Vladimir Vujovic diganjar kartu merah usai melakukan protes kepada Evans Shauns.
Manajer Persib, Umuh Muchtar, mencoba berdiskusi dengan para pemainnya di pinggir lapangan dengan waktu cukup lama.
(Baca Juga: PT LIB Kirim Surat Penghitungan Poin untuk Menentukan Juara Liga 1)
Merasa melihat Persib tidak ada komunikasi dengan perangkat pertandingan, Evans Shauns langsung meniup peluit pertanda berakhirnya babak kedua yang saat itu Persija sudah unggul 1-0 atas Maung Bandung.
"Ya sesuai regulasi yang ada seperti dan Persib harus menerima hukuman itu, tapi saya gak bisa banyak komentar karena sudah ada Komisi Disiplin PSSI yang akan membahasnya," kata Tigor saat dihubungi SuperBall.id dan BolaSport.com, Sabtu (4/11/2017).
Tigor menambahkan, kejadian yang dialami Persib akan segera dibahas oleh Komdis PSSI untuk menentukan apa hukuman yang pas.
Kata Tigor, bisa saja Persib tidak turun kasta ke kompetisi musim depan andai saja tidak ditemukan beberapa fakta yang terjadi di lapangan.
(Baca Juga: Timnas U-19 Indonesia Tertinggal 0-1 dari Korea Selatan)
"Jadi nanti Komdis PSSI akan membahas permasalahan ini kasus per kasus."
"Permasalahan yang terjadi di awal, lalu setelah itu apa lagi masalahnya, sampai benar-benar mengetahui apa yang sebenarnya terjadi."
"Bisa saja hukuman itu tidak diberikan. Semuanya tergantung dari fakta-fakta yang terjadi di lapangan," kata Tigor.