Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bhayangkara FC mengeluarkan pernyataan terkait keputusan Komdis PSSI pada 5 November 2017. Dalam keputusannya, Komdis menyatakan Bhayangkara FC menang atas Mitra Kukar dengan skor 3-0.
Keputusan ini mengubah hasil pertandingan antara kedua tim di mana laga berakhir imbang 1-1. Namun, Bhayangkara akhirnya mendapatkan kemenangan lantaran Mitra Kukar dinyatakan bersalah memainkan Mohamed Sissoko.
Gelandang asal Mali tersebut sebetulnya tidak bisa tampil laga tersebut karena sedang dalam masa hukuman dua laga. Dalam keputusan Komdis PSSI pada 28 Oktober, Komdis melarang Sissoko tampil dalam dua laga yakni saat melawan Bhayangkara FC dan Persiba Balikpapan.
Keputusan Komdis membuat Bhayangkara mendapatkan tundingan miring. Bhayangkara FC mengeluarkan klarifikasi. Berikut uraiannya:
Fakta: Salinan keputusan Komisi Disiplin PSSI Liga 1 tanggal 28 Oktober 2017, dalam kasus pelanggaran disiplin, pemain Mitra Kukar Moh Lamine Sissoko no 112/L1/SK/KD-PSSI/X/2017, terkait tingkah laku buruk pemain dalam pertandingan Mitra Kukar vs Borneo FC tanggal 23 Oktober 2017 Liga 1.
Atas perbuatannya, Sissoko dilarang bermain dua kali yaitu pertandingan melawan Bhayangkara FC, tertanggal 3 November 2017 dan Persiba Balikpapan tanggal 11 November 2017.
Melihat fakta tanggal diturunkan keputusan itu, yaitu 28 Oktober 2017, sedangkan melawan Bhayangkara FC tanggal 3 November 2017, sangat tidak masuk jika pihak Mitra Kukar tidak menerima pemberitahuan via email yang sama, karena selama ini komunikasi dengan Liga dilakukan via email.
Sesuai dengan pasal 57, Regulasi Liga 1 tentang kartu kuning dan merah ayat 13 dan 14 menyebutkan, ketentuan tentang kartu kuning dan kartu merah mengikuti aturan yang ditetapkan dalam kode displin.
Klub juga bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap kartu kuning dan/atau kartu merah serta status hukuman yang diterima oleh pemain dan official masing-masing dan memastikan semua pemain dan official tersebut terdaftar dan berhak untuk terlibat dalam pertandingan.Keberatan atau protes yang disampaikan setelah pertandingan berakhir akan diabaikan.
Artinya, klub harus selalu cek dan ricek terkait status pemain mereka.
Seperti juga ketika kami tidak bisa memainkan Indra Kahfi ketika melawan Persela. Kami sangat berhati-hati dan bertanya dengan pihak terkait regulasi, kode displin dan perubahan tanggal main melawan Madura.
Saat itu, bahkan Nota Larangan Bermain (NLB) Indra Kahfi belum keluar ketika Bhayangkara FC hendak melawan Persela (27/10/2017).
Namun, kami tetap melakukan komunikasi dengan Liga dan Komdis yang ternyata Indra Kahfi mendapatkan hukuman tambahan karena mendapatkan kartu merah ketika melawan PSM Makassar 19 Oktober 2017 lalu.
Karena prosedurnya, NLB keluar 1 minggu sebelum pertandingan, tapi keputusan Komdis keluar 3-4 hari sebelum pertandingan.
Jadi dalam hal ini klub yang harus aktif melihatnya sesuai dengan bunyi regulasi.
Komdis adalah badan independent yang tidak pernah dan tidak bisa di intervensi.
Faktanya kami menang di setiap pertandingan tidak pernah mendapatkan bantuan siapapun baik di kandang atau tandang.
Faktanya, kalau melihat klasemen Bhayangkara adalah tim yang paling banyak menang dari tim lain di Liga1. Demikian yang bisa kami sampaikan agar ke depannya sepa kbola Indonesia semakin maju. Terima kasih.