Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Marquee Player dari Sisi Teknis, Penjelasannya Lebih Gamblang

By Kamis, 9 November 2017 | 13:35 WIB
Gelandang Semen Padang, Didier Zokora (kiri), menghalau bola dari jangkauan pemain Bhayangkara FC pada laga pekan ketujuh Liga 1 musim 2017 di Stadion Patriot, Kota Bekasi, Sabtu (20/5/2017) sore. (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET)

 Tak semua marquee player bisa menunjukkan performa hebat di Liga 1 2017. Beberapa di antaranya justru tak mampu berbuat banyak.

Penulis: CW3

Dari semua marquee player yang didatangkan klub Indonesia, nama Didier Zokora paling mendapatkan sorotan.

Penampilannya tak mencerminkan ia pernah memperkuat tim Eropa seperti Tottenham Hotspur maupun Sevilla.

Pengalaman pertamanya di Liga 1 kurang mulus hingga akhirnya terdepak dari skuat Kabau Sirah.

Di Liga 1 masih banyak pemain yang berstatus sebagai marquee player abal-abal, seperti Anmar Almubaraki (Persiba), Shane Smeltz (Borneo FC), Jose Coelho (Persela), hingga Tijani Belaid (Sriwijaya FC).

Meski catatan statistiknya samar, mereka dengan mudah disebut sebagai marquee player.

“Seharusnya, syarat pernah terdaftar di Piala Dunia atau bermain di liga top Eropa, diiringi penjelasan gamblang mengenai ukuran peran setiap pemain.

Jangan dengan mudah sekali menyebutkan level pemain itu sebagai marquee player,” kata Agus Yuwono, pelatih Perseru.

Manajer Semen Padang, Win Bernandino, pun pernah mengkritisi aturan marquee player yang berlaku di Liga 1.

”Harusnya si pemain sudah punya nama di liga top Eropa. Sekarang cuma main sekali (di liga top Eropa) sudah bisa menjadi marquee player. Enggak cocok jadinya,” ujar Win.

 

Berikut pernyataan resmi dari Mitra Kukar dan Bhayangkara FC soal keputusan Komdis PSSI. . #mitrakukar #bhayangkarafc #pssi #liga1

Sebuah kiriman dibagikan oleh BolaSport.com (@bolasportcom) pada