Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Berakhirnya kompetisi Liga 1 musim 2017 membawa Arema FC pada perasaan cemas dalam sebuah ruang penantian yang tak jelas.
Pasalnya, hingga saat ini Arema belum menerima pembayaran sisa subsidi yang telah dijanjikan oleh PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator liga.
Padahal, dana subsidi tersebut menjadai sumber pemasukan yang sangat penting dan diandalkan manajemen Arema FC.
Dana subsidi tersebut terbilang cukup besar. Setidaknya, tim Singo Edan menerima Rp 600 juta.
(Baca juga: Setelah Dibobol 3 Gol oleh Suriah, Satria Tama Sampaikan Kalimat Perpisahan)
Namun, jumlah tersebut masih harus dipotong dan dikurangi karena sanksi dan denda yang harus dibayarkan oleh klub.
Melansir dari surabaya.tribunnews.com, General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, menyebut bahwa jika dihitung sejak awal musim, Arema bisa mengantongi dana sebesar Rp 1,8 Miliar.
Ia mengaku akibat keterlambatan pembayaran subsidi ini turut berpengaruh pada pembayaran gaji pemain yang tertunda.
"Karena pembayaran subsidi dari operator liga terlambat, hal ini berimbas pada pembayaran gaji pemain yang ikut terlambat," ujar Ruddy Widodo pada Jumat (17/11/2017)
(Baca juga: Menjelang Laga Melawan Timnas U-23 Suriah, Ilija Spasojevic Mulai Pamer Garuda di Dada)
"Bahkan sejak Oktober, Arema FC belum menerima subsidi lagi," ujarnya.
Selain itu, manajemen Arema FC juga tengah menunggu kepastian pemasukan dari share dan rating hak siar tv.
"Kami belum melakukan perhitungan secara rinci," ucapnya.
"Tetapi estimasi yang diukur secara peringkat, setidaknya kami bisa menerima sebesar Rp 5-6 Miliar," tuturnya menjelaskan.
(Baca juga: Jika Mukjizat ini Terjadi, Arema FC Siap Perpanjang Kontrak Kurnia Meiga)
Meskipun demikian, sampai saat ini belum ada kejelasan terkait share dan rating hak siar tv.