Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Gelandang Arema FC, Ahmad Bustomi, memaparkan pengalamannya selama mengikuti lisensi kepelatihan C AFC beberapa waktu yang lalu. Menurut Bustomi, menjadi pelatih ternyata tidak semudah yang dibayangkan.
Bustomi baru berusia 32 tahun. Tapi, beberapa waktu yang lalu ia mendapatkan kesempatan untuk mengambil lisensi melatih.
Hal yang sama kemudian juga dilakukan oleh koleganya yang lain di Arema FC yakni Arif Suyono.
Menurur Bustomi, menjadi pelatih tidak semudah menjadi pemain.
Sebagai pemain, ia hanya perlu memikirkan untuk berlatih, menjaga kondisi, bermain maksimal dan recovery pasca pertandingan. Tapi, sebagai pelatih kondisinya lebih rumit.
“Kalau pelatih susah, dia harus menjelaskan 11 pemain inti yang otaknya beda-beda dijadikan satu untuk memenangkan pertandingan. Itu pemain inti, belum pemain cadangan belum pemain yang tidak masuk list,” kata Bustomi.
“Kemarin sepat kepikiran ah pelatih cuma begitu aja,” sambung Bustomi.
(Baca Juga:Duo Mads Akui Marcus/Kevin Lebih Baik dan Berhak untuk Juara Hong Kong Open 2017)
Menurut Bustomi, ada salah kaprah yang dipahami oleh publik terkait pekerjaan sebagai pelatih sepak bola.
Seorang pelatih kerap disebut hanya bertugas untuk menentunkan taktik bermain selama 90 menit di lapangan saja.
Tapi, fakta yang terjadi tidak seperti itu. Menjadi pelatih tidak semudah hanya dengan melihat video di situs berbagi video YouTube dan kemudian melakukan analisis.
“Banyak yang beranggapan pelatih dengan searching di YouTube ketik latihannya Barcelona, Real Madrid begitu sudah keluar semua. Tapi ternyata jadi pelatih tidak semudah itu. Kalau itu (menonton Youtube) semua orang bisa.”
“Tapi yang susah menurut saya sih pendekatan psikologi pelatih ke pemain ke menejemen ke suporter jadi satu itu yang susah,” Bustomi menandaskan.