Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Persebaya Surabaya berhasil menasbihkan diri sebagai jawara Liga 2 2017. Dengan prestasi itu, Persebaya dipastikan menjadi tim yang akan berlaga ke Liga 1 untuk musim depan.
Prestasi membanggakan dari tim berjuluk Bajul Ijo itu tidak lepas dari kontribusi semua pemain.
Tapi ada satu pemain yang cukup menarik perhatian.
Dia adalah Adam Maulana, pemain berposisi sebagai gelandang.
Adam Maulana menjadi pemain berprestasi yang memiliki latar belakang keluarga yang terbilang kurang mampu.
Ia lahir dari keluarga sederhana di daerah Kenjeran, Surabaya.
(Baca Juga: Terpopuler OLE - Isu Transfer Hingga Pemain Persib Bandung yang Bakal Diangkut Djanur ke PSMS Medan)
Ayah Adam bekerja sebagai kuli bangunan yang penghasilannya tidak menentu.
Sementara, ibunya merupakan seorang asisten rumah tangga.
Cita-cita Adam bermain sepak bola sangat mulia.
Pemain kelahiran 1997 ini ingin mengangkat derajat orangtuanya.
"Dari sepak bola saya ingin angkat derajat orangtua saya."
"Ayah saya cuma kuli bangunan. Sementara ibu menjadi asisten rumah tangga," ungkap Adam seperti dikutip BolaSport.com dari TribunJatim.com, Kamis (30/11/2017).
(Baca Juga: Disebut Bakal Dipulangkan Madura United, Rizhadi Fauzi Berikan Komentar yang Berbeda)
Hasil dari pekerjaan yang tak menentu diakui Adam berdampak pada perekonomian keluarganya.
Adam mengatakan terkadang keluarganya susah untuk biaya makan sehari-hari.
Tak hanya itu, Adam sering tidak diperbolehkan ikut ujian karena tak kunjung membayar uang ujian sekolah.
"Masalah keuangan itu pasti terjadi. Buat makan kadang susah. Ke sekolah pun, saya sering tidak bawa uang saku."
"Kadang juga ujian saya belum bayar jadinya tidak diizinkan ikut ujian," terang dia.
(Baca Juga: Wasit Cantik Ini Ungkapkan Perasaannya pada Achmad Jufriyanto)
Hidup dalam serba keterbatasan membuat Adam tidak punya waktu untuk bersantai.
Adam berhasil membuktikan kepada dunia bahwa untuk meraih kesuksesan diperlukan kerja keras dan semangat pantang menyerah.
Keterbatasan ekonomi keluarga bukan menjadi halangan lahirnya bibit berbakat pemain Indonesia.
"Semua bisa jadi pemain bola kalau punya keinginan kerja keras pantang menyerah."
"Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin," tutup pemain 20 tahun itu.