Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pemain belakang Persib Bandung musim 2017, Supardi Nasir mendapatkan banyak ilmu seusai mengikuti program kursus kepelatihan lisensi C AFC di Sawangan, Depok, Jawa Barat. Agenda itu dijalaninya sejak 18 hingga 30 November 2017.
Menurut Supardi, anggapan dia mengenai pelatih saat ini ternyata salah. Banyak yang harus dilakukan oleh pelatih di dalam sebuah tim.
Pada program kursus tersebut, Supardi mendapatkan materi di dalam kelas dan juga praktek di lapangan.
"Sangat berkesan. Saya beri saran buat temen-temen, bukan karena kami sudah senior atau mau pensiun," katanya.
"Saya belum mau pensiun, tetapi kursus ini untuk kami pribadi. Jadi, kami tahu apa yang harus dilakukan setelah jadi pemain," ucap Supardi, Selasa (5/12/2017).
(Baca juga: Dua Rekrutan Anyar Selangor FA Bisa Sulitkan Evan Dimas dan Ilham Udin)
Supardi mengatakan, pada momen ini diajarkan juga sebagai pemain itu harus seperti apa.
"Itu yang penting dan saya sadar enggak gampang jadi pelatih. Jadi jangan menghujat pelatih."
"Saya sadar baru sekarang, kalau dulu mikirnya jadi pelatih itu gampang," ucapnya.
Pemain yang mengantarkan Persib menjuarai ISL 2014 dan Piala Presiden 2015 ini menambahkan, dia sampai menyampaikan permohonan maaf kepada Syamsudin Umar.
Syamsudin adalah asisten pelatih timnas Indonesia era pelatih Ivan Kolev, yang kebetulan ikut kursus kepelatihan ini.
Supardi dan pelatih asal Makassar itu sama-sama berjuang di Piala Asia 2007.
(Baca juga: VIDEO - Spaso 'Mengepel' Lapangan Sebelum Cetak Gol)
Saat itu, Supardi dan rekan-rekannya sempat mengeluhkan program latihan yang diberikan oleh tim pelatih timnas.
"Pelatih itu pasti orang pintar karena dia harus per sekian detik mikir apa yang harus dibuat untuk tim ini. Sedangkan kami hanya 90 menit fokus di lapangan," kata Supardi.
"Pelatih itu sehari semalam belum cukup untuk memikirikan apa yang harus dilakukan besok. Belum kalau lawannya kuat dan belum kalau timnya kalah, mereka pasti stres," tuturnya.