Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Persaingan berat berkompetisi di ajang Liga Champions Asia turut diikuti dengan regulasi yang juga ketat.
Regulasi sanksi akan diterapkan secara sama pada dua ajang, yakni Liga Champions Asia dan Piala AFC.
Semisal ada insiden menyalakan suar atau flare dan bom asap atau smoke bomb, manajemen Bali United harus merogoh kocek lebih dalam, yakni sebesar Rp 500 juta.
(Baca Juga: Jelang Play-Off Liga Champions Asia, Bali United Terancam Disanksi AFC)
Sebagai federasi sepak bola tertinggi Asia, AFC membuat regulasi ketat demi kenyamanan dan keamanan turnamen klub antar negara Asia ini.
Menurut CEO Bali United, Yabes Tanuri, manajemen dan panitia penyelenggara (panpel) Bali United harus lebih galak lagi jelang kualifikasi LCA 2018.
"Denda atau sanksi yang diterapkan AFC lebih besar. Di Indonesia misalnya 30 juta, kalau denda AFC bisa mencapai 30 ribu US dollar."
"Jadi misalnya ada smoke bom, kami akan didenda sekitar 35 ribu US dollar atau setara Rp 500 juta," ujar Yabes Tanuri, Sabtu (16/12) sore.
Yabes Tanuri mengatakan, denda itu berlaku bilamana fans atau penonton terlihat bakar satu smoke bom saja.
"Laga Grup G Piala AFC, sudah berlaku seperti ini. Kami sebagai panitia penyelenggara akan lebih galak lagi," tegas Yabes Tanuri.
(Baca Juga: Pelatih Bali United Komentari Performa Pemain Anyar Kevin Brands)
Selain itu, Yabes juga menjeaskan mengenai sanki dan denda terkait pelemparan botol.
Jika di satu titik ada pelemparan botol sebanyak lima buah, maka denda atau sanksi sebesar 5000 US dollar atau setara Rp 67 juga lebih.
Apabila ditemukan 10 botol minuman, manajemen akan diberi sanki berupa denda sebanyak 10 ribu US dollar atau setara Rp 135 juta lebih.