Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mantan asisten pelatih timnas Malaysia di era 1980-an, Datuk Khaidir Buyong, memberikan komentarnya terkait pilihan pemain sepak bola dalam menentukan pilihan akan bermain di klub mana.
Menurutnya, semua keputusan kembali lagi kepada kehendak pemain itu sendiri dalam menentukan jalan terbaik dalam perkembangan kariernya.
Datuk Khaidir Buyong menegaskan bahwa setiap pemain berhak membuat keputusan soal masa depan masing-masing.
(Baca Juga: Ditinggal Pilar Tim, Simon McMenemy akan Mati-matian Pertahankan Pemain Asing Ini)
Hal ini akan menjadi kerugian besar apabila pemain tidak mengambil peluang untuk bermain di luar negeri.
"Menurut pendapat saya, perkara ini merupaka dua situasi yang berbeda."
"Yang satu ingin mengembangkan diri dan mengambil tantangan baru. Mereka perlu berkorban untuk mendapat gaji kecil di luar negeri karena pengalaman tidak bisa dibeli," ujarnya, dikutip BolaSport.com dari bharian.com.my, Rabu (3/1/2018).
Selain itu, Buyong juga menyebut bahwa mereka yang mementingkan gaji besar demi keberlangsungan hidup mereka juga merupakan hal yang tidak bisa disalahakan.
Pasalnya, karier dalam sepakbola tidak memiliki durasi yang panjang seperti pekerjaan lainnya.
"Jadi, keputusan ini kembali lagi kepada setiap pemain. Kita tidak boleh memaksa mereka karena saya yakin mereka sudah membuat pilihan terbaik terkait masa depan mereka," jelasnya.
Sebelumnya, pernyataan Buyong ini disampaikan selepas kabar pemain Malaysia yang menolak bermain di Liga Thailand lantaran gaji yang ditawarkan terlalu kecil.
(Baca Juga: Aturan dan Sanksi Denda Jadi Momok Tersendiri untuk Pemain Persib Bandung)
Kabarnya, pemain-pemain Malaysia seperti Adam Nor Azlin, Syamer Kutty Abba dan Jafri Firdaus Chew menolak tawaran klub divisi satu dan dua Liga Thailand setelah ditawarkan gaji antara 3 ribu dolar hingga 5 ribu dolar.
Jumlah ini terlalu kecil dibandingkan tawaran yang diberikan klub Liga Malaysia yang biasanya menawarkan gaji dua kali lipat dari angka tersebut.