Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Hadirnya Marko Simic dan Ivan Carlos di Persija Jakarta menumbuhkan harapan kembali munculnya duet maut di tubuh Macan Kemayoran.
Menghadapi musim 2018, Persija memastikan Marko Simic dan Ivan Carlos sebagai juru gedor anyar.
Marko Simic didatangkan dari Melaka United, sementara Ivan Carlos tampil membela Persela Lamongan di Liga 1 2017.
Simic mengemas selusin gol dalam 15 partai Melaka United, sedangkan Carlos mencetak 8 gol dalam 14 laga.
(Baca Juga: Bakal Jadi Andalan Lini Depan Persija, Marko Simic pun Bicara Soal Bepe)
Ketajaman seperti itu jelas diperlukan oleh Persija, yang menciptakan cuma 48 gol di Liga 1 2017.
Hadirnya duet maut merupakan kerinduan tersendiri di hati The Jakmania.
Momen terakhir muncul pada musim 2011-2012 ketika Bambang Pamungkas dan Pedro Velazquez sama-sama mencetak 16 gol.
Berikut parade duet bomber Persija terhitung sejak terakhir kali Persija menjuarai Liga Indonesia pada 2001:
1. Bambang Pamungkas dan Pedro Velazquez (2011-12)
Pada musim 2011-12, Persija sebenarnya menjadi tim yang paling banyak menorehkan clean-sheet, yakni 14 kali.
Tapi, lini depan tim ibukota sebenarnya tidak kalah bersinar.
Bomber kembarnya, Bambang Pamungkas dan Pedro Javier menutup musim dengan sama-sama mengoleksi 16 gol.
Bambang Pamungkas tampil dalam 33 laga, sementara Pedro Javier bermain di 29 pertandingan.
(Baca Juga: Resmi ke Persija, Ivan Carlos Punya Janji kepada The Jakmania)
Ketajaman Pedro Javier terhenti di sini. Pada musim 2012-13, ia hanya mengemas 6 gol dan dilepas pada putaran kedua kompetisi.
2. Greg Nwokolo dan Bambang Pamungkas (2008-09 serta 2010-11)
Duet ini pertama kali menggila pada musim 2008-09. Bambang Pamungkas ketika itu menjadi pemain tersubur klub dengan 19 gol, sementara Greg Nwokolo mencetak 16 gol.
Hanya, mereka bukanlah duet tersubur ketika itu karena kombinasi Boaz Solossa-Beto Goncalves bisa menghasilkan 51 gol buat Persipura.
Ketajaman Bepe-Greg kembali terulang pada musim 2010-11. Hanya, kali ini Greg yang menjadi topscorer dengan 13 gol dan Bepe menyusul tepat di belakangnya dengan koleksi selusin gol.
(Baca Juga: Ismed Sofyan Minta Pemain Baru Persija Harus Punya Mental Kuat)
Pada musim ini, Persija sebenarnya bisa dibilang punya trisula mengingat keberadaan Agu Casmir, yang mengemas 9 gol.
3. Bambang Pamungkas dan Aliyudin (2007-08)
Bambang Pamungkas membuktikan diri bisa berduet dengan segala tipe pemain. Buktinya, kombinasinya dengan Aliyudin juga cukup tokcer.
Duet maksi-mini ini mencetak total 34 gol, dengan masing-masing mengemas 17 gol. Kombinasi keduanya juga berlanjut hingga ke timnas Indonesia.
"Saya bangga pernah menjadi rekan duet Bepe untuk timnas maupun klub. Harus diakui kehadiran Bepe menambah semarak Liga Indonesia," begitu kata Aliyudin beberapa waktu lalu sebagaimana dikutip BolaSport.com dari Tribunnews.com.
4. Emanuel De Porras dan Bambang Pamungkas (2004)
Sejak terakhir kali Persija menjadi juara Liga Indonesia, nama Bambang Pamungkas selalu ada saat membicarakan duet subur di tim ibukota.
Itu sebabnya pemain yang akrab dipanggil Bepe ini punya tempat istimewa di hati The Jakmania, sebutan bagi suporter Persija Jakarta.
Simak saja duetnya dengan Emanuel De Porras pada musim 2004.
Ketika itu, Emanuel De Porras menjadi yang tertajam di Persija dengan 16 gol, sementara Bepe mengoleksi 12 gol.
(Baca Juga: Kiprah 13 Pemain Balkan di Indonesia, Marko Simic dan Bojan Malisic Masuk Mana?)
Persija sebenarnya diperkuat juga oleh Budi Sudarsono ketika itu, namun sang pemain hanya mampu mengemas total 6 gol.
Adapun koleksi gol Bepe pada edisi 2004 menurun dibanding saat ia menjadi topscorer kompetisi dengan 24 gol di musim sebelumnya.
Sementara De Porras sempat berkelana ke Negeri Sembilan FA (Malaysia) dan Atletico Bucaramanga (Meksiko) selepas dari Persija.
Hanya, pemain yang akrab disapa Cachi ini tak bisa memperlihatkan kesuburan seperti ketika bersama Tim Oranye.
5. Budi Sudarsono dan Bambang Pamungkas (2001)
Mahkota juara Persija musim ini dilengkapi dengan gelar Pemain Terbaik yang diraih oleh Bambang Pamungkas.
Penghargaan ini boleh jadi tak lepas dari dua gol yang ditorehkan Bepe pada partai final kontra PSM Makassar.
Sepasang gol tersebut mengatrol koleksi gol Bepe menjadi 15 buah.
Hanya, ketika itu ia bukan topscorer klub karena Budi Sudarsono bisa mengemas dua gol lebih banyak.