Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Madura United baru saja melaporkan Peter Odemwingie ke Pihak Kepolisian dan Otoritas Sepak Bola Dunia, FIFA, atas tuduhan penipuan.
Pasalnya, eks striker Stoke City ini belum juga memunculkan batang hidungnya meski Peter sudah meneken durasi kontrak tambahan selama satu musim bersama Madura United.
Laskar Sappe Kerrab juga telah memberikan down payment alias uang mula sebesar 3 miliar rupiah untuk memperpanjang kontrak pemain berusia 36 tahun tersebut.
Seakan memperparah keadaan ini Peter rupanya telah meminta bantuan sebuah lembaga hukum di London.
Bantuan itu untuk meminta somasi uang sisa dan juga surat terminasi dari Madura United.
Surat tersebut bersisi tiga poin:
1. Madura United disebut lalai membayarkan uang muka 65 ribu dollar AS (870 juta rupiah) dan kelalaian itu berbuah penalti 125 ribu dollar AS (1,6 miliar rupiah) yang dikalikan lima persen perhari.
2. Jika Madura united tak ingin membayar penalti, mereka harus memberikan surat keluar untuknya dengan uang sebesar 85ribu dollar AS atau sekitar 1,1 miliar rupiah.
3. Madura United tidak bebas penalti jika Odemwingie sudah mendapatkan klub sampai 25 Januari 2018.
Namun beberapa hari setelah mengirimkan surat yang berisi 3 opsi di atas, Odemwingie mengirim lagi sebuah surat yang meminta Madura United untuk membatalkan kontraknya.
Untuk itu, Madura United per Rabu (31/1/2018) menunjuk dua konsultan hukum yang bernama Umar Husain agar mengurus urusan pidana.
Sedangkan salah satu pengacara lain ditugasi untuk menggugat Odemwinge lewat jalur FIFA.
”Kami bereaksi terhadap sikap Odemwingie yang tidak profesional dan lalai,” kata Haruna.
(Baca juga: Sudah Gabung Klub Liga Portugal, Ini Komentar Penting Pemain Timnas U-23 Malaysia)
”Kepada FIFA, kami juga sudah menunjuk salah satu konsultan hukum yang punya kompetensi. Kami mulai hari ini akan ofensif untuk memperjuangkan hak dari klub," tuturnya.
Eks ketua Pengprov (kini Aspro) PSSI Jawa Timur ini juga menjelaskan kesalahan pemain yang pernah jadi bagian Nigeria pada Piala Dunia 2010 dan 2014 itu.
”Kami tidak pernah lalai untuk membayar. Bahkan untuk 2018, kami sudah advance yang kalau dirupiahkan sekitar Rp 3 miliar," ucap Haruna mengakhiri.