Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator Liga 1 menunggu Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) terkait mekanisme klub-klub Liga 1 2018 bisa mendapatkan subsidi Rp 2,5 miliar dari total Rp 7,5 miliar yang dijanjikan.
"Kami belum mendapatkan dari PSSI apapun mengenai tata cara, prosedur, dan teknis tentang bagaimana klub bisa mendapatkan dana tersebut," ujar Direktur Operasional PT LIB Tigorshalom Boboy, Jumat (16/3/2018).
Berbeda dengan musim 2017, setiap klub Liga 1 mendapatkan subsidi sebesar Rp 7,5 miliar pada musim 2018, tetapi dengan distribusi terpisah.
Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 5 miliar otomatis diberikan kepada klub dengan bertahap mulai April-November 2018.
Sisanya yaitu Rp2,5 miliar hanya bisa dicairkan untuk membiayai program pengembangan pemain muda klub. Teknis tentang inilah yang menjadi masalah.
"Kami belum mengetahui rincian tentang pengembangan pemain muda itu. Apakah dengan memiliki akademi saja sudah cukup atau bagaimana?" tutur Tigor, sapaan Tigorshalom.
Pindah ke Bantul, Peresmian PS Tira Akan Diramaikan Ribuan Kembang Api https://t.co/HMzQIkp8t4
— BolaSport.com (@BolaSportcom) March 16, 2018
Menurut dia, seluruh kewenangan terkait tata cara mendapatkan Rp 2,5 miliar tersebut ada di PSSI.
LIB, kata Tigor, hanya bertugas membayarkan uang tersebut kepada klub setelah mendapatkan lampu hijau dari PSSI.
Kesepakatan pemisahan distribusi subsidi Rp 7,5 miliar menjadi Rp 5 miliar dan Rp 2,5 miliar kepada setiap klub Liga 1 2018 diputuskan dalam rapat manajer (managers meeting) tim Liga 1 2018 yang digelar di Jakarta, Kamis (15/3/2018).
Tigor menyebut, usulan pemisahan tersebut datang dari pihak PSSI yang di rapat itu dipimpin oleh pelaksana tugas Ketua Umum PSSI Joko Driyono.
"PSSI saat itu menjelaskan bahwa mereka tidak ingin Rp 7,5 miliar itu hanya habis untuk operasional, membayar gaji, dan lain-lain. Harus ada keuntungan yang didapatkan klub dari pengembangan pemain muda," kata Tigor.