Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
PSIS Semarang secara mengejutkan mendepak pelatih yang berhasil membawa mereka promosi ke Liga 1, Subangkit beberapa hari jelang kick-off Liga 1 2018.
Tiga hari jelang kick-off Liga 1, PSIS Semarang belum juga mendapatkan pengganti sosok subangkit di kursi pelatih.
Keresahan ini turut dirasakan suporter setia PSIS Semarang saat manajemen menggelar launching jersey PSIS musim 2018 di di Masjid Agung Jawa Tengah, Sabtu (17/3/2018).
"Pelatih! Pelatih! Pelatih!", itulah yang diteriakan ribuan suporter PSIS Semarang baik dari Snex maupun Panser Biru saat ada sesi tanya jawab bersama CEO Yoyok Sukawi
Menjawab suporter, CEO PSIS Semarang Alamsyah Satyanegara Sukawijaya atau akrab disapa Yoyok Sukawi mengatakan melepas Subangkit merupakan keputusan yang sulit.
"Terus terang kami sulit mengambil keputusan itu, bagaiman beliau menjadi pahlawan yang membawa lolos ke Liga 1 itu menjadi pertimbangan," kata Yoyok Sukawi dilansir BolaSport.com dari Jateng.tribunnews.com.
(Baca Juga: Lechia Gdansk Unggah Foto Marek Hamsik, Akankah Bintang Napoli Itu Satu Tim dengan Egy?)
Namun, ia meyakinkan kepada suporter akan mendatangkan pelatih baru yang lebih baik dari Subangkit agar PSIS Semarang tak hanya numpang lewat di Liga 1.
Ia mengungkapkan sudah ada enam pelatih yang masuk dalam radar PSIS Semarang untuk menggantikan Subangkit.
"Lalu siapa penggantinya, kami sudah ada empat kandididat pelatih asing dan dua pelatih lokal," jelas Yoyok.
Eks Asisten Pelatih Timnas Polandia: Egy Maulana Vikri Menyakiti Hati Anak Polandia https://t.co/Uw13IDIWPy
— BolaSport.com (@BolaSportcom) March 16, 2018
Yoyok mengatakan keenam pelatih tersebut diantaranya Dejan Antonic, Antonio Camargo, Gomes de Oliviera, Dragan Dukanovic.
Sementara dua pelatih lokal ada Bambang Nurdiansyah dan Agus Yuwono.
Yoyok juga mengungkapkan kursi pelatih kiper juga terancam diganti dengan pelatih anyar.
"Memang kemarin bukan hanya pelatih saja yang kami ganti, kami rencananya juga akan merekrut pelatih kiper asing dari luar negeri, biar mainnya ngawu-awu (bagus -red), istilahnya," tutup Yoyok.