Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM – Laga Arema FC kontra Persib Bandung pada Minggu (15/4/2018) berakhir ricuh dengan masuknya penonton ke lapangan. Insiden ini mengingatkan pada memori kelam awal 2008 plus hal serupa musim lalu, 2017.
Pada 16 Januari 2008, penonton laga Arema Malang kontra Persiwa Wamena juga masuk ke lapangan di Stadion Brawijaya, Kota Kediri.
Efek dari rusuh itu, pendukung Arema pun mendapatkan sanksi dilarang mengenakan atribut klub idola mereka selama tiga tahun.
Akibat itu semua, Aremania pun memakai baju koko dan batik setiap kali mendukung timnya berlaga.
(Baca juga: PSIS Vs PSMS - Bruno Silva Akhiri Puasa dengan Hat-trick, Mahesa Jenar Pesta Gol)
Hal itu mereka lakukan sampai akhirnya mereka mendapatkan pengampunan dari PSSI.
Jika kembali ke kericuhan pada laga terbaru Arema Fc di Stadion Kanjuruhan pada pekan keempat Liga 1 2018, maka sanksi tegas pasti diterima klub dengan alias Singo Edan itu.
Namun berkaca pada hukuman dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dengan kasus hamper sama yang terjadi pada 2017, sanksi lebih ringan dibanding pada 2008.
Ada dua ricuh penonton masuk ke lapangan pada Liga 1 2017 dan membuat suporter tim yang didukung dilarang masuk stadion dengan atribut klub kebanggaan mereka.
Pertama pada awal Juni 2017, pendukung Persib rusuh dan masuk ke lapangan di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi.
Saat itu, Persib dijamu Bhayangkara FC dan akhirnya Komdis PSSI menjatuhkan hukuman ke pendukung Maung Bandung.
(Baca juga: Semenit Bobol Gawang Lawan, Penyerang Ini Jadi Pemain Singapura Pertama Cetak Gol untuk Klub Jepang)
Bobotoh dilarang memakai atribut Persib saat menyaksikan laga Persib untuk tiga partai.
Lalu yang kedua diterima fan PSM Makassar.
(Baca juga: Pelatih Persib Harus Diamankan dengan Luka di Dahi)
Pada laga 6 November 2017, PSM dikalahkan Bali United di markas mereka, Stadion Andi Mattalatta, Kota Makassar.
Komdis PSSI melarang pendukung skuat berjulukan Juku Eja empat kali memasuki stadion dengan atribut kebanggaan klubnya.