Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Rekam jejak bermain di kompetisi utama Eropa nyatanya tak menjadi jaminan mutu. Hal itu yang terlihat dari performa sejumlah pemain asing di Liga 1.
Pada dua musim belakangan, klub-klub kasta tertinggi Tanah Air gencar mendatangkan pemain jebolan klub liga utama Eropa.
Michael Essien, eks gelandang Chelsea dan Real Madrid, adalah nama terbesar yang didatangkan oleh Persib Bandung pada Liga 1 2017.
Selain itu, pada musim lalu juga terdapat nama-nama seperti Mohammed Sissoko (eks Liverpool dan Juventus), Peter Odemwingie (Stoke City), Carlton Cole (West Ham), Juan Pablo Pino (Monaco), hingga Nick van der Velden (Groningen).
Di antara mereka, hanya nama terakhir yang memperlihatkan performa gemilang bersama Bali United dan bertahan bersama klubnya hingga musim 2018.
(Baca Juga: Rahmad Darmawan Akui Tertekan Akibat Performa Sriwijaya FC)
Di antara nama-nama lain di atas, adalah Essien yang mendapat kesempatan bermain terbanyak, yakni 29 kali (2030 menit) di Liga 1 2017.
Tapi, gelandang asal Ghana ini dinilai tak bisa memenuhi ekspektasi hingga akhirnya terbuang dari Maung Bandung di awal musim ini.
Essien dicoret menjelang bergulirnya Liga 1 2018 setelah kuota pemain asing Persib berlebih karena merekrut striker Argentina, Jonathan Bauman.
Nasib Essien menjadi tak jelas karena Persib juga tak memutus kontraknya yang berdurasi hingga 2019.
Sebagaimana dirilis BolaSport.com dari Ghana Soccer Net awal pekan ini, Essien mengaku masih berseragam Persib.
"Saya masih bermain di Indonesia dan saya berpikir untuk segera pensiun," ujar Essien.
Bayangkan, pemilik 5 gelar Liga Premier serta sebiji mahkota Liga Champions terlunta-lunta dalam ketidakjelasan pasca-menjalani 1 musim di Liga 1!
Rekan Essien di Persib yang juga jebolan Liga Inggris, Carlton Cole, lebih parah lagi. Penyerang bertinggi 1,9 meter ini hanya melakoni 5 pertandingan selama 269 menit tanpa mencetak gol.
Cole belakangan menyebut perselisihan dengan manajer Maung Bandung, Umuh Muchtar, sebagai penyebab mimpi buruknya di Kota Bandung.
Cole akhirnya memutuskan pensiun dari sepak bola akhir bulan lalu.
Bagaimana dengan Sissoko? Performa gelandang bertahan asal Mali ini bersama Mitra Kukar musim lalu sebenarnya tidak jelek.
(Baca Juga: Tiga Pemain PSMS Sembuh, Djanur Punya Banyak Pilihan)
Tapi, juga tidak bisa disebut gemilang. Sissoko tampil dalam 26 laga sepanjang 2.264 menit di Liga 1 2017.
Hanya, kiprahnya lebih diingat akibat laga kontra Bhayangkara FC pada awal November 2017 saat ia tampil kendati sebenarnya tengah terkena sanksi larangan bermain oleh Komisi Disiplin PSSI.
Skandal ini berbuntut panjang setelah Bhayangkara FC, yang akhirnya dinyatakan menang WO, dinilai menjuarai kompetisi secara tidak murni.
Adapun performa istimewa sebenarnya sempat diperlihatkan oleh Peter Odemwingie.
Eks pemain Timnas Nigeria tersebut mencetak 15 gol dan 8 assist dalam 23 pertandingan (1.819 menit) bersama Madura United.
Hubungan Odemwingie dengan Sape Kerrab memburuk setelah sang pemain menuding pemilik klub, Achsanul Qosasi, mengutip namanya saat memberi keterangan ke media kendati Odemwingie tak merasa pernah mengucapkan kalimat itu.
Odemwingie belakangan tak kembali ke Indonesia hingga manajer Madura United, Haruna Soemitro, menyebut sang pemain melakukan wanprestasi.
Menurut Haruna, klub sudah memberikan uang muka kontrak Odemwingie untuk musim 2018.
Bagaimana dengan Pino? Cerita soal pemain asal Kolombia ini bersama Arema FC tak kalah menggelikan.
Performa Pino tak konsisten, tetapi sang pemain disebut ingin selalu dimainkan dan mengambek bila dicadangkan.
(Baca Juga: Naik Bus atau Barracuda, Ini Kata Mali)
Marquee player Singo Edan ini akhirnya mencatatkan 3 gol plus 1 assist dalam 19 laga (1.221 menit) sebelum hijrah ke Barito Putera.
Rentetan kisah tragis itu nyatanya tak menghentikan kedatangan jebolan liga utama Eropa ke Liga 1.
Borneo FC merekrut Julian Faubert (West Ham dan Real Madrid), Mitra Kukar memboyong Danny Guthrie (Liverpool dan Newcastle United) dan Fernando Rodriguez (Sevilla), sementara Persela mengontrak Loris Arnaud (PSG) untuk musim 2018.
Guthrie dan Rodriguez bisa dibilang tampil cukup oke bersama Naga Mekes.
Sebagaimana data yang dilansir BolaSport.com dari Labbola, Guthrie menjadi salah satu pusat operan tim asuhan Rafael Berges dengan catatan 340 passing.
Sebanyak 292 (85,8 persen) di antaranya tergolong tepat sasaran. Guthrie, yang selalu bermain penuh di 5 pertandingan, juga membantu Bayu Pradana dalam hal aksi defensif.
Pemain berusia 30 tahun tersebut tercatat melakukan masing-masing 8 intersep serta sapuan. Tingkat keberhasilan tekelnya pun mencapai 57,1 persen.
Tak cuma itu, dari data pada 4 laga pertama, Guthrie juga menciptakan 7 peluang bagi rekan-rekannya.
Adapun Rodriguez menjadi tumpuan utama serangan Mitra Kukar dan telah mengemas 4 gol.
Hanya, Arnaud maupun Faubert boleh jadi akan meneruskan kisah tragis jebolan liga utama Eropa seperti pendahulunya.
Arnaud misalnya, baru mencetak 1 gol bagi Persela kendati selalu dimainkan penuh dalam empat duel tim asuhan Aji Santoso.
Torehan sebiji gol itu jelas tidak mencerminkan kapasitasnya sebagai eks penyerang klub besar Prancis.
Bahkan Diego Assis serta gelandang Shohei Matsunaga masing-masing sudah mencetak 1 gol lebih banyak dari Arnaud musim ini.
Faubert setali tiga uang. Selalu bermain penuh dalam 5 pertandingan Pesut Etam musim ini, tingkat akurasi operan sang pemain hanya mencapai angka 70,2 persen dari total 141 passing yang dilakukannya.
(Baca Juga: Pemain Bhayangkara FC Masih Terlena Gelar Juara Liga 1 Musim Lalu)
Atribut defensif Faubert memang membantu Borneo FC kebobolan hanya 6 kali alias cuma kalah dibanding 5 klub Liga 1 lain.
Tapi, sebagai pemain yang pernah berseragam Real Madrid, kontribusi Faubert yang tidak jauh lebih baik dibanding gelandang bertahan lokal ini tentulah patut disayangkan.
Tak cuma itu, banyak juga suara yang menyebut pemain 34 tahun tersebut kelebihan berat badan.
Bahkan pelatih anyar Borneo FC, Dejan Antonic, sepertinya tak punya kesan istimewa terhadap Faubert.
"Saya baru di sini, masih harus adaptasi dengan tim ini. Saya belum tahu semua pemain, tapi background Faubert jelas bagus sekali," ujar Dejan kepada BolaSport.com selepas pertandingan melawan Persija, Sabtu (14/4/2018).
"Dia pemain yang bisa bangkitkan dan bantu pemain muda. Saya pikir dia bisa lebih bagus. Selangkah demi selangkah, saya yakin dia bisa lebih bagus," ujarnya.
A post shared by TABLOID BOLA (@tabloid_bola) on