Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bek gaek Persija Jakarta, Maman Abdurrahman, sudah bosan dengan adanya bentrokan antar suporter setiap musimnya.
Bentrokan antar suporter klub sepak bola bukan hal yang baru di Liga Indonesia.
Perilaku negatif itu jelas sangat merugikan seluruh pihak, termasuk klub sepak bola yang didukung oleh mereka yang terlibat bentrokan.
Bek Persija Jakarta, Maman Abdurrahman, tampaknya sudah jengah dan bosan dengan situasi yang sama setiap musimnya.
Contoh terbaru yang buat Maman jengah adalah bentrokan yang terjadi di Stadion Sultan Agung (SSA), Bantul, Minggu (3/6/2018), yang melibatkan fan Persija (jakmania) dan Persebaya (bonek).
Pertandingan antara dua klub sarat sejarah itu dibatalkan di hari itu juga.
(Baca Juga: Rapor Pemain Senior di Timnas U-23 Indonesia Sepanjang 2018 - Andritany Terbaik, Lerby Paling Jelek)
Menurut Maman, batalnya pertandingan kontra Persebaya akibat ulah suporter sangat disesali olehnya.
Mantan pemain Persib mengatakan, seharusnya suporter di Indonesia bersikap dewasa ketika mendukung tim kebanggaannya bertanding.
Kata Maman, akan terasa indah apabila semua elemen di persepakbolaan nasional bersatu demi kejayaan sepak bola Indonesia.
"Bagaimana enaknya di tribune saling dukung secara positif ya, nyanyi bareng dan beradu kreativitas itu luar biasa," ujar Maman berandai di hadapan awak media termasuk BolaSport.com.
"Misalkan di sana oranye, di sini biru, itu warna yang akan menarik di stadion dengan kreativitas masing-masing suporter."
"Saya pikir sudah saatnya tidak ada keributan di sepak bola karena ini hiburan masyarakat," ucap mantan pemain timnas Indonesia tersebut.