Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ulah tak terpuji suporter kembali mewarnai Liga 1 2018 lantaran tak puas dengan kinerja manajemen. Seusai insiden Palembang akhir pekan lalu, awal minggu ini terjadi kerusuhan di Medan.
Seusai PSMS Medan menang dengan skor telak 3-1 atas PSM Makassar, huru-hara terjadi di Stadion Teladan pada Senin (23/7/2018) malam.
Dilansir BolaSport.com dari Tribun Medan, salah satu kelompok suporter PSMS terlibat bentrok dengan aparat keamanan.
(Baca juga: Derbi Papua di Markas Perseru Tanpa Pemenang, Persipura Gagal ke Papan Atas)
Beberapa letusan kembang api dan penyalaan cerawat pada pertandingan terjadi di tribune utara stadion berkapasitas 20 ribu penonton itu.
Hal tersebut disinyalir menjadi bibit kerusuhan seusai laga.
PSMS Medan Fans Club (PFC), melalui ketuanya, Zulfan Harahap secara langsung mengakui keterlibatan mereka dalam kerusuhan tersebut.
(Baca juga: Merasa Punya Hutang Budi, Ardi Idrus Tak Ingin Tinggalkan Persib)
Menurut Zulfan, apa yang mereka lakukan adalah bentuk kekecewaan terhadap kinerja manajemen klub dengan alias Ayam Kinantan yang dinilai buruk.
Aksi di Stadion Teladan itu juga merupakan puncak dari kekecewaan mereka terhadap manajemen yang telah terakumulasi.
(Baca juga: Kata-kata Yanto Basna Setelah Sukses Bungkam Klub Thailand yang Dibela Ryuji Utomo dengan Skor Telak)
(Baca juga: Sejarah Manis dan Kenyataan Akhir yang Pahit untuk Ilham Udin pada Liga Super Malaysia 2018)
"Sebelumnya, kami sudah layangkan petisi ke mereka tetapi tidak digubris juga bahkan terkesan menantang," kata Zulgan.
"Kemudian, kami buat spanduk juga enggak ada respons. Mungkin dengan cara begini, mereka mau sadar," tuturnya menambahkan.
(Baca juga: Persib Bandung di Atas Angin, Juara Paruh Musim Depan Mata)
Sebenarnya, masih menurut pria yang akrab disapa Amat itu, yang dituntut PFC adalah adanya perombakan di tubuh manajamen PSMS.
Di antaranya adalah dengan memecat beberapa pejabat di tim itu, seperti CEO PSMS, Dodi Taher, lalu Julius Raja, selaku sekretaris umum, dan manajer Tengku Rendy.
(Baca juga: Kalah Telak di Kandang, Warnai Debut Andres Iniesta di Liga Jepang)
"Keinginannya tetap seperti yang disuarakan, yaitu instal ulang pengurus PSMS," tutur Amat.
"Kami menuntut Manajemen PSMS dirombak seperti Dodi Taher, Julius Raja, dan Tengku Rendy," ujarnya, menambahkan.
(Baca juga: Update Transfer Liga 1 - Penyerang Asing Borneo FC Resmi Dibajak Klub Kasta Tertinggi Liga Siprus)
(Baca juga: Pesan Penting Imam Nahrawi untuk Tenis Meja dari Tangerang Selatan)
Beberapa hari sebelumnya, tepatnya Sabtu (21/7/2018), kerusuhan suporter yang diakibatkan kekecewaan terhadap manajemen klub juga terjadi di Palembang.
Kekalahan telak Sriwijaya FC dari Arema FC dengan skor 0-3 jadi momentum luapan kekecewaan suporter terhadap rentetan masalah yang menimpa klub kebanggaan mereka.
(Baca Juga: Derbi Jogja Sedot Perhatian Brajamusti)
Jebloknya performa Sriwijaya FC jadi buntut dari berbagai masalah pelik yang melanda Laskar Wong Kito.
Ketidakbecusan manajemen dalam mengelola tim hingga berdampak pada konflik internal dinilai sebagai biang keladi dari situasi ini.
(Baca Juga: Sriwijaya FC Mulai Anjlok, Komisaris Utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri tak Khawatir)
Pada akhirnya, perusakan Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, yang dilakukan oleh suporter pada akhir laga itu tak bisa dielakkan lagi.