Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy, terkenal vokal mengomentari kekurangan penyelenggaraan sepak bola dalam negeri.
Kali ini, Simon melayangkan kritikan kepada operator Liga 1, PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan Komdis PSSI yang dianggapnya tak transparan terhadap peristiwa kontroversi yang terjadi dalam sebuah laga.
Pendukung, klub, dan pemain kerap dikejutkan dengan keputusan mendadak yang diambil Komdis PSSI saat merilis putusan sidang.
Pemain dan klub kerap dibingungkan terhadap pelanggaran apa yang mereka lakukan setelah keluarnya putusan Komdis PSSI.
Bagi Simon, hal itu terjadi lantaran tak transparannya kinerja Komdis PSSI yang kurang komunikatif.
Selain itu, PT LIB juga jadi sorotannya lantaran jarang menampilkan insiden-insiden kontroversial dalam pertandingan ke media sosial resmi Liga 1.
Dia juga menilai bahwa putusan Komdis PSSI kerap diambil berdasarkan tekanan publik dari isu yang ramai di media sosial alias membuat kebijakan populis.
Semua itu dikomentari Simon saat dimintai pendapatnya soal hukuman yang dijatuhi Komdis PSSI terhadap pemain Bhayangkara, Wahyu Subo Seto.
Wahyu Subo Seto sendiri dihukum larangan bertanding 1 pertandingan serta denda Rp 10 juta karena dakwaan 'Tindakan tidak sportif', saat bertanding melawan Bali United, 21 Juli silam.
Hukuman itu dijatuhi Komdis yang merilis putusan terbaru pada Kamis (2/8/2018) sore.
(Baca juga: Pelatih Bhayangkara Punya Saran Untuk Wasit Liga 1)
"Kalau Subo dapat sanksi karena melihat dari sosial media itu lucu, ketika mereka (Komdis) ambil keputusan dari isu yang dilihat banyak orang itu sesuatu yang lucu," kata Simon kepada wartawan.
"Dia (Subo) juga sebenarnya dilanggar keras sampai 4 kali tapi kami tak dapat apa-apa. Saya tak mempermasalahkan sanksi itu karena kami punya pemain pengganti yang sama baiknya," ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, pria asal Skotlandia menilai tim media PT LIB memilih mencari aman dengan tak menampilkan pelanggaran-pelanggaran yang terhadi dalam pertandingan di media sosial resmi liga.
"Kalau teman-teman perhatikan di media sosial resmi Liga 1, tak ada cuplikan sebuah pelanggaran. Biasanya hanya ditampilkan langsung ke tendangan penaltinya saja," tuturnya.
"Hanya ada cuplikan golnya saja, kenapa hal itu sampai terjadi? Apa mereka tak mau ada perdebatan (di media sosial)?," ucap Simon keheranan.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on