Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
1) dan Persipura Jayapura (0-0).
Sebaliknya, pelatih Jafri Sastra yang menggantikan Alberto Annese justru melakukan debut dengan hasil positif.
Di laga pertamanya, PSIS justru berhasil mengukir kemenangan di kandang lawan setelah menaklukkan PSMS Medan 3-2.
(Baca Juga: Bagaimana Penjualan Merchandise Real Madrid Tanpa Ronaldo?)
Sukses itu diharapkan menjadi awal kebangkitan PSIS di kompetisi. Pasalnya, tim masih berkutat di zona merah.
Dengan memiliki poin 23, PSIS menduduki peringkat 17 atau kedua dari bawah, Jafri harus bekerja keras membenahi mental pemain agar tidak terlalu lama kehilangan kepercayaan diri.
“Rekor tandang kami memang buruk. Tetapi saya sudah tekankan kepada pemain agar bisa menghentikannya. Masih ada 13 pertandingan yang harus dijalani dan kami tidak ingin berlama-lama di zona merah,” kata Jafri.
PSIS kembali melakoni laga tandang. Hanya, kali ini mereka bertemu tim kuat Persija Jakarta di Stadion Sultan Agung (SSA), Bantul, Selasa (18/9/2018).
Laga itu memang digelar di tempat netral. Namun SSA pernah menjadi mimpi buruk PSIS. Bermain di SSA saat laga kandang, mereka justru dibantai Persija 1-4.
“Momen yang sudah dilupakan. Saya ingatkan kepada pemain kalau mereka bisa menang saat bertanding di mana pun. Asal ada keinginan, tentu bisa melakukannya. Yang penting adalah semangat, kerja keras dan fokus di pertandingan,” tandasnya.
(Baca Juga: Pelatih PSV Eindhoven Izinkan Pemainnya Berebut Jersey Lionel Messi)
Target meraih poin bukan berarti meremehkan Persija. Jafri justru tegaskan kalau Macan Kemayoran bukan lawan ringan bagi PSIS.
Dirinya menilai ini akan menjadi laga yang ketat karena kedua tim sama-sama membutuhkan tambahan poin.
“Persija butuh poin karena ingin memperbaiki posisinya. Bila menang, mereka bisa ke papan atas. Tetapi kami juga lebih membutuhkan poin. Sudah saatnya kami keluar dari zona merah,” pungkas pelatih asal Padang ini.