Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Satu Kunci Penting Agar PSM Bisa Endus Trofi Liga 1 Versi Robert Rene Alberts

By Irfa Ulwan - Sabtu, 1 Desember 2018 | 22:03 WIB
Pelatih PSM, Robert Rene Alberts, saat jumpa wartawan jelang laga timnya melawan tuan rumah Bali United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Rabu (11/7/2018) (YAN DAULAKA/BOLASPORT.COM)

Peluang PSM Makassar untuk menjuarai Liga 1 2018 semakin besar andai berhasil mengalahkan Bhayangkara FC. Untuk itu, pelatih PSM, Robert Rene Alberts menyebut satu kunci penting agar hal itu dapat terwujud. 

PSM Makassar yang akan bertanding melawan tuan rumah Bhayangkara FC di Stadion PTIK, Jakarta Selatan pada Senin (3/12/2018), punya peluang memastikan gelar juara Liga 1 2018.

Namun, situasi itu baru benar-benar dapat terjadi andai Persija Jakarta yang bertanding sehari sebelumnya, Minggu (2/12/2018), kalah.

(Baca juga: Musim 2019, Marko Simic Dikabarkan Bisa Berkostum Biru Khas Arema FC)

Persija di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar kontra tuan rumah Bali United.

Setidaknya, kemenangan atas Bhayangkara FC pada pekan ke-33 Liga 1 2018 itu semakin mendekatkan PSM dengan trofi kompetisi kasta tertinggi di Tanah Air tersebut.

(Baca juga: Jawara Liga Champions Asia 2018 Terancam Kehilangan Bek Terbaik Mereka)

Seluruh pemain PSM Makassar saat ini sudah pasti ingin meraih hasil terbaik pada laga yang dimainkan malam hari itu.

(Baca juga: Liga 1 2018 - Teco Menggantungkan Harapan kepada Bhayangkara FC)

Pelatih PSM Makassar, Robert Rene Alberts telah memberi instruksi khusus kepada Willem Jan Pluim dkk agar meraih kemenangan di Jakarta.

Dilansir BolaSport.com dari Tribun Timur, Robert Rene ingin pemain-pemainnya menciptakan gol lebih dulu. 

Menurut pelatih asal Belanda itu, mencetak gol cepat dan mengungguli lawan lebih dahulu merupakan salah satu kunci terpenting agar dapat mengendus trofi Liga 1 2018.

"Saya harap kami bisa yang pertama mencetak gol," kata Robert.

(Baca juga: Teco: Persija Harus Rela 'Berdarah-darah' Jika Ingin Pulang dengan Senyuman)

Sebab, masih menurut Robert, ketika pemain-pemainnya berhasil mencetak gol lebih dahulu kemungkinan besar timnya akan tampil lebih tenang dalam mendominasi lawan.

Sebaliknya, tim yang tertinggal lebih dahulu cenderung panik dan kehilangan mental bertanding.

Dia mengambil contoh dari laga tandang kontra Persebaya Surabaya di Gelora Bung Tomo (GBT) pada 10 November 2018.

PSM yang tertinggal lebih dahulu pada akhirnya takluk dengan skor mencolok 3-0.

(Baca juga: PSM Tandang ke Markas Bhayangkara FC, Bonus Itu Benama Gelar Juara)

"Contoh lain ketika melawan Madura United (PSM kalah 3-0), kami sudah terlihat kelelahan. Tetapi, saya harap kepada pemain saya untuk menunjukan level yang bagus (lawan Bhayangkara)," ujarnya.

Saat ini, PSM masih bercokol di puncak klasemen sementara dengan raihan 57 poin.

Mereka hanya unggul satu angka dari Persija Jakarta yang membuntuti tepat di bawahnya.

(Baca juga: PSM Tak Ingin Pedulikan Hasil Persija Jakarta)

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P