Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Manajer PSMS Medan Siapkan Dana Setengah Miliar Demi Lolos Jeratan Degradasi

By Deodatus Kresna Murti Bayu Aji - Senin, 3 Desember 2018 | 17:36 WIB
Gelandang PSMS Medan, Legimin Raharjo (tengah), melakukan selebrasi seusai mencetak gol ke gawang PSM Makassar dalam laga pekan ke-17 Liga 1 2018 di Stadion Teladan, Senin (23/7/2018). ( SUPERBALL )

Manajer PSMS Medan, Julius Raja, mengaku sudah menyiapkan bonus besar kepada para pemain, demi bisa lolos dari jeratan degradasi.

Saat ini PSMS Medan masih menyisakan dua laga sisa sebelum kompetisi Liga 1 2018 berakhir.

(Baca Juga: Sriwijaya FC Dapat Tawaran Besar untuk Mengalah pada Laga Terakhir Liga 1 2018)

Hal itu karena PSMS medan masih memiliki laga tunda menghadapi PS Tira, yang akan digelar di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Rabu (5/12/2018).

Julius Raja menegaskan kalau kemenangan dalam dua laga sisa wajib diraih tim Ayam Kinantan.

Tak tanggung-tanggung, bonus sebesar setengah miliar sudah disiapkan untuk memotivasi para pemain.

"Benar hari ini tim sudah berangkat. Yakan sudah disampaikan. Kalau lolos dari degradasi bonus Rp500 juta," ujarnya dilansir BolaSport.com dari Tribun Medan.

Sudah ada 18 pemain yang disiapkan PSMS untuk bertolak ke Bogor.

(Baca Juga: Diminta Mengalah di Laga Terakhir, Manajer Sriwijaya FC Berikan Bukti Rekaman ke PSSI)

Berikut 18 pemain PSMS yang disiapkan pelatih Peter Butler dalam menghadapi PS Tira:

Kiper: Abdul Rohim, Dhika Bayangkara.

Belakang: Roni Fatahillah, M Alwi Slamet, Fredyan Wahyu, Danie Pratama, Alex Tanidis, Donni Dio Hasibuan, Gusti Sandria, Reinaldo Lobo.

Tengah: Legimin Raharjo, Erwin Ramdani, Abdul Aziz, Rachmad Hidayat, Frets Butuan, Shohei Matsunaga.

Depan: Filipe Martins, Antoni Putro

Pelatih: Peter Butler

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P