Pelatih klub asal Malaysia, Pahang FA , Datuk Dollah Salleh , terlihat hadir untuk menyaksikan pertandingan pekan ke-33 Liga 1 2018 antara Bhayangkara FC melawan PSM Makassar di Stadion PTIK, Melawai, Jakarta Selatan, Senin (3/12/2018).
Lantas apa tujuan Dollah Salleh datang jauh-jauh dari Malaysia ke Indonesia untuk menyaksikan pertandingan tersebut?
Memakai baju warna putih, Dollah Salleh terlihat bersama tiga rekannya.
Tentu saja kehadirannya ingin membidik pemain-pemain Liga 1 2018 untuk dibawa ke Pahang FA musim depan.
Ketika ditanya apakah tujuan ke sini untuk melihat gelandang serang PSM Makassar , Wiljan Pluim , Dollah Salleh membenarkan hal tersebut.
(Baca Juga: Luis Milla Didepak PSSI karena Tak Bisa 'Diatur'? )
Bek Arema FC, Arthur Cunha disakikan rekan setimnya, Hendro Siswanto (kiri) saat mencoba menghentikan gelandang PSM Makassar , Wiljan Pluim pada lanjutan Liga 1 2018 di Stadion Andi Mattalatta, Kota Makassar, 14 Oktober 2018.(AN BOXY/TRIBUN TIMUR)
Ia hanya tersenyum ketika nama Wiljan Pluim disebutkan.
“Iya benar (ingin melihat Pluim),” kata Dollah Salleh .
Wiljan Pluim memang terlihat bermain sejak menit pertama melawan Bhayangkara FC .
Sejauh ini pergerakan pemain berusia 29 tahun itu belum terlihat sempurna.
Bila memang tertarik dengan Pluim, tentu saja Pahang FA harus mengeluarkan uang lebih.
Pasalnya, Pluim masih memiliki kontrak bersama PSM hingga musim 2019.
View this post on Instagram
Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on Nov 30, 2018 at 10:05pm PST