Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ini Alasan Kepolisian Lakukan Penjagaan Ketat di Kamar Rawat Inap Krisna Adi

By Adif Setiyoko - Kamis, 27 Desember 2018 | 19:52 WIB
Penyerang PSMP, Krisna Adi Darma, mengalami kecelakaan setelah dijatuhi sanksi oleh komdis PSSI berupa larangan bermain seumur hidup. (TRIBUN JOGJA)

Kamar rawat inap pemain PS Mojokerto Putra (PSM), Krisna Adi Darma mendapatkan penjagaan ketat dari anggota kepolisian seusai menjalani operasi kepala di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta, Minggu (23/12/2018).

Seperti diberitakan sebelumnya, Krisna Adi harus menjalani operasi setelah mengalami kecelakaan tunggal.

Insiden itu terjadi seusai pesepak bola ini dijatuhi sanksi larangan beraktivitas sepak bola seumur hidup oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, karena dugaan terlibat pengaturan skor.

(Baca Juga: Skenario The Dream Team 8 Pemain Asing Madura United Alami Kegagalan karena Tahun Sial)

Melalui sang kakak, Johan Arga, mengonfirmasi bahwa kondisi Krisna mulai stabil dan sudah dipindahkan dari ruang high care unit (HCU) ke ruang perawatan VIP.

"Sekarang, dia sudah dirawat inap di kamar biasa. Namun, dia masih butuh perawatan intensif setelah operasi," ujar Johan Arga, Rabu (26/12/2018) malam. Lebih lanjut, Johan Arga menuturkan, di kamar tempat Krisna Adi dirawat masih dijaga oleh anggota kepolisian.

Baca Juga:

Namun, jumlah anggota polisi yang berjaga tidak sebanyak beberapa hari sebelum operasi.

"Masih (masih ada personil kepolisian yang berjaga). Tetapi, (jumlahnya) tidak sebanyak kemarin," ucapnya.

Mantan pemain PSIM Yogyakarta ini menuturkan adanya personil kepolisian yang berjaga di kamar tempat Krisna Adi dirawat bukan permintaan dari keluarga.

Namun, kepolisian memang sudah meminta izin ke pihak keluarga.

"Iya betul (inisiatif dari pihak kepolisian), tetapi memang sudah izin ke pihak keluarga," kata dia.

(Baca Juga: Runtuhnya Era Kerajaan Sriwijaya, Klub Kendaraan Politik yang Ingin Tampil Heroik Bak Juventus)

(Baca Juga: Gede Widiade Bocorkan Sejumlah Posisi Pemain yang akan Didatangkan Persija Jakarta)

Dari tempat terpisah, Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yulianto membenarkan bahwa pihaknya berinisiatif melakukan penjagaan terhadap Krisna.

"Yang berhubungan dengan mafia bola, kebetulan salah satu pemain yang dikenai sanksi tersebut mengalami kecelakaan di wilayah DIY dan saat ini tengah di rawat di rumah sakit," ujar Yulianto, Kamis (27/12/2018).

"Polda DIY berinisiatif melakukan melakukan pengamanan pada yang bersangkutan. Pengamanan tersebut untuk menjaga keselamatannya," imbuhnya.

Yulianto menegaskan pihaknya belum dapat memastikan apakah pengamanan tersebut terkait dengan adanya ancaman pada Krisna.

(Baca Juga: Pihak Kepolisian Minta Izin kepada Keluarga untuk Jaga Kamar Inap Krisna Adi Pasca-operasi)

"Saya belum dapat memastikan, nanti saya cek dulu. Sementara itu, fakta di lapangan adalah kecelakaan dan kami fokus di situ untuk mengungkap perkara kecelakaan tersebut," ujar Yulianto.

Ada pun menyoal satgas mafia bola, Yulianto menjelaskan bahwa Polda DIY akan memberikan bantuan apabila satgas melakukan kegiatan di wilayah DIY.

Kronologi kecelakaan dan kasus pengaturan skor

Krisna Adi Darma, mengalami kecelakaan di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (23/12/2018).

Kecelakaan tersebut membuat Krisna Adi harus menjalani operasi pengangkatan batok kepala di RS Sardjito, Yogyakarta.

Sehari sebelumnya, Krisna Adi resmi dijatuhi sanksi larangan bermain seumur hidup oleh Komite Disiplin (Komdis) PSSI.


Pemain PS Mojokerto Putra (PSMP), Krisna Adi Darma (kanan), dihukum larangan tampil seumur hidup oleh Komdis PSSI.(SUCI RAHAYU/BOLASPORT.COM)

Nama Krisna Adi mencuri perhatian pada laga PSMP vs Aceh United pada babak 8 besar Liga 2 di Stadion Cot Gapu, Aceh, Selasa (19/11/2018).

Tendangan penalti yang dieksekusi Krisna Adi melenceng jauh dari gawang Aceh United dan menimbulkan banyak kecurigaan.

Kejanggalan itu membuat partai tersebut ditengarai telah tercampuri praktik match-fixing.

PSMP yang hanya memerlukan hasil imbang pada laga tersebut untuk lolos ke semifinal, harus kalah 2-3 dari Aceh United.

Selain hukuman seumur hidup untuk Krisna Adi, Komdis PSSI juga menjatuhi hukuman tidak boleh berlaga di Liga 2 2019 kepada PSMP.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Setelah berhasil merebut gelar juara Liga 1 pada musim 2018, Persija Jakarta kembali mematok target tinggi saat menarungi kompetisi Liga 1 2019. Pada musim 2018, Persija Jakarta sukses meraih tiga gelar juara, yang mana dua di antaranya adalah turnamen pramusim (Boost Sport Super Fix 2018 dan Piala Presiden 2018) dan kompetisi resmi (Liga 1 2018). Pencapaian yang sukses diraih Persija Jakarta diharapkan mampu berlanjut saat mereka berjuang pada musim 2019. Direktur Utama Persija Jakarta, Gede Widiade memastikan target yang akan diberikan manajemen kepada Ismed Sofyan dan kawan-kawan akan tetap sama. Skuat Macan Kemayoran diharapkan mampu mewujudkan target yang diberikan manajemen pada musim depan. #gede #widiade #gedewidiade #persija #jakarta #persijajakarta #macankemayoran #thejak #jakmania #thejakmania

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P