Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pertandingan disiarkan secara langsung televisi, kiper Persatu Tuban Fajar Setiabudi merasa nervous. Kegugupan itu dirasakannya saat Persatu melawan tuan rumah PSIM Yogyakarta.
Pertandingan itu sendiri digelar di kandang PSIM di Stadion Sultan Agung, Bantul, Kamis (27/7/2017).
Tampil di kandang lawan, Persatu tak berkutik dan dipaksa menyerah 1-3.
Kebobolan sampai tiga gol membuat manajer Persatu Fahmi Fikroni kecewa.
Menurut dia, pemain terlihat nervous sehingga lawan bisa memberi tekanan sejak menit pertama.
“Setiap kali pertandingan disiarkan secara langsung, pemain malah nervous. Saya tidak tahu mengapa ini bisa terjadi.,” kata Fahmi.
Maman Abdurrahman Sampaikan Duka untuk Ricko Andrean Maulana https://t.co/rWeLCpzDJB pic.twitter.com/t8GzhgA0Br
— BolaSport.com (@bolasportcom) July 27, 2017
Saking groginya, kiper Fajar bisa melakukan kesalahan yang tidak perlu.
“Bola yang seharusnya bisa diamankan dengan mudah malah gagal dan gawang kemasukan. Kiper kebobolan karena gol-gol yang sangat mudah,” tuturnya.
Persatu sesungguhnya sempat bangkit di babak kedua. Mereka mampu menguasai permainan selama 20 menit terakhir.
Apalagi, Persatu memperkecil ketinggalannya saat Wira Hadi Kusuma mencetak gol dari titik penalti.
Inilah Daftar Korban Jiwa Sepak Bola Indonesia https://t.co/BTexFNWca1 pic.twitter.com/39etTWJ9cs
— BolaSport.com (@bolasportcom) July 27, 2017
Namun PSIM tak terbendung. Tuan rumah pun menambah gol di menit terakhir lewat Rangga Muslim.
“Pemain tidak menjalankan instruksi pelatih. Kami seharusnya bermain menekan demi target tiga poin di kandang lawan," tuturnya.
"Kenyataannya, kami justru yang tertekan. Di babak kedua, kami bisa bermain cepat, tapi lawan bisa bangkit dan menambah gol,” kata Fahmi lagi.
Meski kalah, Persatu tetap di posisi tiga dengan poin 14. Sama dengan PSIM, tapi mereka unggul selisih gol.