Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Laga PSS Bisa Digelar dengan Penonton, tapi Ini Syaratnya

By Senin, 7 Agustus 2017 | 20:20 WIB
Suporter PSS Sleman beraksi saat mendukung tim idolanya bertanding di Stadion Maguwoharjo, Sleman. (GONANG SUSATYO/BOLASPORT.COM)

Banding PSS Sleman terkait sanksi Komisi Disiplin (Komdis) PSSI diterima. Komisi Banding (Komding) PSSI memutuskan PSS bisa menggelar pertandingan kandang dengan disaksikan penonton atau suporter.

Keputusan itu didasari pada rapat Komding yang dilaksanakan pada Senin (7/8/2017).

Pihak PSS pun baru menerima keputusan itu secara lisan.

“Kami diinformasikan secara lisan kalau banding PSS diterima. Surat keputusannya segera dikirimkan. Dari keputusan itu, kami bisa menggelar pertandingan dengan penonton,” kata Rumadi, Direktur Operasional PT Putra Sleman Sembada.

Sebelumnya, seperti diberitakan BolaSport.com, PSS dikenai sanksi berupa larangan suporter atau penonton mereka datang ke stadion selama empat pertandingan.

Sanksi berlaku pada dua pertandingan tandang dan kandang. Saat melakoni tandang melawan Persip Pekalongan, Busari dkk sudah tidak didampingi suporter.

Ketika mengajukan banding, PSS meminta hukuman itu diubah menjadi tiga pertandingan tandang tanpa suporter. Termasuk saat melawan Persip yang digelar di Pekalongan.

Kebetulan, Polda Jawa Tengah sudah mengeluarkan edaran suporter PSS tidak diizinkan datang ke wilayah Jateng untuk memberikan dukungan pada tim.

(Baca Juga: Malaysia Dijanjikan Bonus jika Raih Emas, Bagaimana dengan Timnas?)

Dengan demikian, PSS tidak akan didampingi suporter saat tandang melawan PSGC Ciamis, Sabtu (26/8/2017) dan PSCS Cilacap, Rabu (13/8/2017).

“Kami tetap menerima sanksi itu. Saat banding, kami memohon hukuman itu diubah dan ternyata diterima,” ujarnya.

Pertimbangan lain bila tidak boleh menggelar laga kandang tanpa penonton, PSS mengalami kerugian besar.

Pasalnya, potensi kerugian dari pemasukan tiket mencapai Rp 1,2 miliar.

“Tiket pertandingan kandang sudah menjadi salah satu sumber utama pemasukan klub. Bila dilarang, hal ini akan mengganggu operasional klub,” tutur Rumadi.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P