Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Mengerikan, Fisioterapis PSS Sleman Dikeroyok Pemain, Ofisial dan Suporter Cilegon United

By Senin, 9 Oktober 2017 | 01:15 WIB
Cuplikan video saat pemain PSS Sleman dianggap lakukan handsball oleh wasit dalam laga PSS SLeman vs Cilegon United (twitter.com/ pssleman)

BOLASPORT.COM – Ulah mengerikan dilakukan oknum pemain, ofisial dan suporter Cilegon United terhadap ofisial PSS Sleman, Sigit Pramudya.

Insiden yang terjadi di pertandingan Cilegon United melawan PSS di Stadion Krakatau Steel, Jumat (6/10/2017), memang luput dari perhatian.

Namun siapa sangka bila Sigit menjadi korban pengeroyokan massa (kormas).

Pengeroyokan yang dilakukan pemain, ofisial dan suporter mengakibatkan Sigit nyaris pingsan.

Bagaimana tidak, dia disiksa di sebuah ruangan yang membuatnya babak belur dan hampir tak sadarkan diri.

“Sepak bola identik dengan sportivitas. Sepak bola juga menyatukan dan mempersatukan."

"Tapi yang terjadi justru pelanggaran sportivitas dan bahkan sudah kriminal karena adanya pengeroyokan,” kata Rumadi, Direktur Operasional PT Putra Sleman Sembada.

(Baca Juga; Klasemen Sementara Babak 16 Besar Liga 2 Grup C - Tiket 8 Besar Ditentukan di Pertandingan Terakhir)

Rumadi sampai tak tega melihat kondisi Sigit yang terkapar di bus pemain akibat tindakan barbar oknum panpel dan suporter tuan rumah.

Menurut dia, dahinya sobek dan ada luka memar di wajahnya. Tak hanya itu, sekujur tubuhnya juga menjadi sasaran tendangan banyak orang.

Insiden bermula saat Sigit melakukan perawatan pada Chandra Waskito yang terjatuh di lapangan.

Usai merawat pemainnya, Sigit berjalan melewati gawang tim Cilegon United dan menggoyangkan jaringnya.

Tindakan Sigit justru membuat kubu tuan rumah meradang.

(Baca Juga; Persebaya Surabaya VS PSBS Biak - Menuntut Keadilan, Ribuan Bonek Tribun Utara Lakukan Aksi Diam di Stadion Gelora Bung Karno)

 

Apalagi tim dalam kondisi tertinggal 1-2. Tak ayal, pemain dan ofisial Cilegon United mengeroyok Sigit.

Dia kemudian diamankan oleh panpel. Tim PSS pun membiarkan insiden itu.

“Kami mengira diamankan oleh petugas kepolisian. Tapi, dia ternyata dibawa oleh oknum panpel dan dibawa ke sebuah ruangan."

"Di situ dia dihajar habis-habisan. Ini sungguh keterlaluan. Saya sampai tak tega melihat kondisinya yang babak-belur. Dia pun menjalani visum et repertum,” tutur Rumadi.

Meski dirugikan dan mendapat teror mental dari tuan rumah, termasuk adanya aksi debus di dekat bench PSS, namun mereka tidak akan mengajukan protes. Rumadi menilai protes tidak akan berpengaruh.

“Meski demikian, kami tetap membuat laporan yang disampaikan pada pihak terkait."

"Termasuk apa yang dialami Sigit. Kondisinya sudah membaik. Tapi dia mengalami trauma psikologis. Peristiwa itu sulit dilupakannya,” ujarnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P