Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
off Liga 2 musim 2017. Persewangi pun siap melakukan tuntutan kerugian dengan nilai mencapai Rp 11 Miliar.
PSSI baru saja menerbitkan surat dengan nomor 2995/UDN/1783/X-2017 yang ditujukan kepada PT Liga Indonesia Baru (PT LIB).
Surat tersebut berisi tentang kesalahan alur informasi peserta play-off Liga 2 musim 2017 dari Grup 6.
Semula, Persewangi dinyatakan lolos ke babak play-off dengan status tim peringkat ketiga Grup 6.
Namun, keputusan tersebut dianulir oleh PSSI lewat suratnya.
(Baca juga: Permintaan Mengejutkan dari Indra Sjafri Terkait Egy Maulana Vikri)
Lalu ada laga dengan titel: Play-off Khusus dengan mempertemukan Persewangi Banyuwangi melawan PSBK Blitar pada 10 Oktober 2017.
Pertandingan ini akan dilaksanakan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Hal ini tentu saja membuat manajemen Persewangi murka. Mereka merasa ada hal yang aneh dari keputusan tersebut.
Merasa dirugikan dengan keputusan tersebut, Persewangi pun siap menuntut PSSI dan PT LIB (Liga Indonesia Baru) dengan nilai gugatan Rp 11 Miliar.
”Kami belum menerima pemberitahuan apa pun, jadi belum punya sikap,” kata Manajer Persewangi, Hari Wijaya kepada BolaSport.com.
”Kami akan melakukan pembelaan dan mungkin kami akan minta waktu,” tuturnya.
Menurut Hari, mereka merencanakan tuntuan kepada PSSI dan PT Liga Indonesia Baru.
(Baca juga: 4 Pemain Timnas Indonesia Ini Berpeluang Jadi Bagian Sejarah Baru Liga 1, Jika ...)
”Kami dirugikan secara imateriil. Kami kaget baik dari manajemen, pemain, suporter dan juga masyarakat Banyuwangi.”
”Ini nilai imateriil. Kami siapkan tuntutan senilai 11 miliar rupiah,” tuturnya.
Saat dikonfirmasi pada Minggu (8/10/2017) sore, Hari mengaku belum mendapatkan surat dari PSSI maupun PT LIB tentang keputusan tersebut.
Ia justru mengaku tahu dari wartawan. Hal ini membuatnya semakin heran dengan situasi yang terjadi.
Hari menyebut jika PSSI melakukan blunder dengan keputusan yang sudah diambil. Ia melihat ada sesuatu yang dipaksakan.
(Baca juga: Kim Kurniawan Lebih Suka Persib Bandung Bermain Malam Hari)
Bahkan, Hari meyakini keputusan ini bisa membawa dampak domino pada peserta Liga 2 di grup lain karena ada beberapa kasus yang sama.
“Saya kaget dan terkejut mengapa PSSI sampat membuat keputusan,” ucap Hari.
“Ini keputusan blunder, sangat blunder. Ini terkesan dipaksakan dan jika ini terjadi, maka ini adalah kecelakaan organisasi PSSI itu sendiri.”
Hari mengatakan, kasus seperti ini tidak hanya di Grup 6 Liga 2 musim 2017.
”Ada juga Persatu (Tuban) dan Persepam (Madura Utama), PS Badung dan Metro FC, PSCS Cilacap serta Persibat Batang,” katanya.
”Selain itu, ada juga kasus pemain yang tidak sah. Kami monitor itu dan selama ini diam. Kini, saat kami bicara,” tutur Hari menegaskan.