Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kubu Persewangi Banyuwangi tampak kecewa besar seusai melakoni pertandingan play-off khusus Liga 2 melawan PSBK Kota Blitar dalam pertandingan yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Selasa (10/10/2017). Mereka menyebut bahwa laga itu terkesan dipaksakan.
“Kami melihat ini ada skenario busuk di mana ada play-off khusus. Ini ada main-main. Sudah dibagi grup kok ada play-off khusus,” ucap Bagong Iswahyudi, pelatih Persewangi usai pertandingan.
(Baca Juga: Bhayangkara FC di Puncak Klasemen, Ini Ungkapan Kekhawatiran Simon Mcmenemy)
Sebelumnya, Persewangi sudah dinyatakan lolos ke babak play-off Liga 2. Mereka tergabung dalam Grup H bersama tiga tim lain, yakni PSCS Cilacap, PSIM Yogyakarta, dan Persipur Purwodadi.
Namun lolosnya Persewangi tiba-tiba dianulir menyusul protes PSBK, karena merasa menang agregat atas Persewangi saat penyisihan grup, karena di akhir babak penyisihan poin mereka sama 18.
Sebuah kiriman dibagikan oleh TABLOID BOLA (@tabloid_bola) pada
Karena tidak mampu menahan emosi, jalannya pertandingan berlangsung keras. Pertandingan beberapa kali harus dihentikan karena terjadi baku hantam di lapangan.
Bahkan saat tersisa empat menit babak kedua waktu normal, wasit harus berlari ke luar lapangan karena dikejar oleh pemain Persewangi yang tidak puas oleh kepemimpinannya.
(Baca Juga: Pelatih Belanda Sebut Timnas Belanda Kehilangan Pemain Terbaiknya Setelah Arjen Robben Pensiun)
Aksi itu membuat pertandingan harus dihentikan.
“Maaf, memang saya agak emosi. Tulis yang besar, kalau memang disanksi saya terima, karena ini menyangkut semuanya. Mata pencaharian pemain ada di sepak bola,” sambung Bagong.