Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Persik Kediri, klub yang pada lambangnya tersemat dua bintang itu, kini harus terperosok ke Liga 3. Kejayaan sebagai juara Liga Indonesia pada musim 2003 dan 2006 kini tinggal obrolan nostalgia para Persikmania, pendukungnya.
Penulis: CW-1/Ovan S./Suci R.
PT Liga Indonesia Baru (LIB) menetapkan aturan bahwa jumlah klub yang degradasi (36 klub) dari Liga 2 musim 2017.
Jumlah itu lebih banyak daripada klub yang bertahan (24 klub).
Faktor selanjutnya adalah permasalahan di manajemen klub. Ini yang menyebabkan Persikmania murka.
(Baca juga: Pasca Singkirkan Indonesia, Timnas U-23 Malaysia Terancam Kesulitan di China pada Awal 2018)
Tak heran suporter kemudian menuntut perombakan manajemen usai Macan Putih, julukan Persik, dipastikan terdegradasi setelah kalah dari PSIR Rembang dalam play-off Liga 2 pekan lalu.
“Manajemen amburadul! Ganti manajemen! Kembali ke Liga 2 musim depan! Pulangkan pemain asli Kediri! Karena mereka akan main dengan hati,” ujar salah satu Persikmania dalam orasinya.
Redup Sejak 2009
Ada hal unik saat beberapa kali terlihat karikatur wajah Iwan Budianto di tribune Stadion Brawijaya ditambah tulisan “Lord Iwan”.
Persikmania sepertinya memang merindukan sosok Iwan Budianto.
Iwan merupakan sosok vital Persik di masa kejayaannya.
(Baca juga: Salah Satu Klub China Bisa Menggembosi Timnas Thailand, Ini Penyebabnya!)
Di bawah komandonya sebagai manajer, Macan Putih berubah menjadi klub yang disegani dengan sekejap saja.
Iwan juga mampu melobi salah satu pabrik rokok terbesar di Indonesia, Gudang Garam untuk menjadi sumber dana utama Persik.
Setelah gagal menjadi walikota Kediri pada 2009, Iwan pun perlahan meninggalkan Persik.
(Baca juga: 5 Pemain Asia Tenggara yang Berstatus Pilar Asing di Liga Jepang Musim 2017, Siapa Saja?)
Sejak itulah prestasi Persik meredup dan finansial memburuk.
Selain Iwan, peran serta dukungan H.A. Maschut, Wali Kota Kediri (1999-2009) yang juga mertua Iwan Budianto, sangatlah besar dalam bentuk moril maupun materi.
Apalagi kala itu, klub sepak bola masih boleh menggunakan dana APBD.