Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tim yang dia perkuat gagal melanjutkan kiprah di Liga 2, striker Dimas Galih Gumilang pun harus rela tak bisa lagi bermain. Persepam Madura Utama yang diperkuat Dimas hanya bisa lolos ke play-off.
Bahkan klub Madura itu harus terdegradasi ke Liga 3 karena hanya menduduki peringkat 3 di play-off.
“Setelah gagal di play-off, tidak ada pilihan saya harus pulang kampung ke Bekonang (Sukoharjo). Liga dengan menggunakan sistem babak menjadikan pemain yang timnya tersingkir tak bisa lagi ikut berkompetisi,” kata Dimas yang mencetak empat gol di Persepam.
Penyerang yang akan berusia 26 pada 15 November ini pun akhirnya menunggu digulirkannya kompetisi musim baru.
Sambil menunggu tim-tim melakukan persiapan, Dimas pun mengisi waktu dengan bermain di tarikan kampung (tarkam).
“Jadwal tarkam terhitung padat. Dalam satu minggu bisa sampai empat kali bermain tarkam. Itu pun saya memilih tarkam di Solo dan sekitarnya. Tidak hanya saya, banyak pemain yang timnya sudah tersingkir pun ikut tarkam,” tuturnya.
Pada akhirnya Dimas bertemu banyak kolega saat bermain di kampung-kampung. Tidak jarang, dirinya menghadapi atau bermain bersama pemain asing di tarkam.
(Baca Juga: Hari Ini, Komdis PSSI Bahas Kejadian di Laga Persija Vs Persib)
“Di tarkam terakhir, saya menghadapi tim yang diperkuat pemain asing. Biasanya pemain asal Afrika yang tarkam. Honornya lumayan daripada tidak ada pemasukan,” ucap Dimas yang pernah membela Persik Kediri saat masih berkompetisi di Liga Super Indonesia (LSI).
Dimas juga tengah mengembangkan bisnis laundry dan sewa PS di kediamannya di Bekonang.
Pasalnya, bisnis yang dirintis Dimas dua tahun lalu itu menunjukkan prospek bagus.
“Saat ini saya merenovasi ruangan untuk laundry dan sewa PS. Perkembangannya terhitung bagus sehingga saya butuh ruang yang lebih besar. Saya juga merencanakan menambah karyawan bila renovasi ini sudah selesai,” jawabnya.