Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Striker berambut totol, Herman Dzumafo Epandi, telah membuat lini depan PSPS Pekanbaru lebih bertaji di Liga 2 musim ini.
Penulis: CW-1/Yuki Chandra
Striker berambut totol, Herman Dzumafo Epandi, telah membuat lini depan PSPS Pekanbaru lebih bertaji di Liga 2 musim ini.
Baru bergabung di putaran kedua, tepatnya pekan kedelapan, Dzu telah mencetak 8 gol dari 11 penampilan bersama Asykar Batuah.
Suami dari Maria Magdalena Hutahaean itu pun masih terlihat memiliki kualitas striker papan atas di Indonesia. Meski usianya sudah 37 tahun, penampilan Dzu masih tergolong prima.
Empat gol di partai debutnya musim ini menjadi bukti bahwa Dzu belum habis.
“Saya menjaga kebugaran dengan selalu ikut fitnes dan banyak joging. Ada pula pola makan yang harus teratur dan banyak istirahat,” ujar Dzu.
Adapun PSPS merupakan klub pertama Dzu di Indonesia. Dzu bergabung di klub asal Kota Pekanbaru pada musim 2007 saat masih di Divisi Utama hingga 2011.
“PSPS dan Pekanbaru bagi saya sangat luar biasa. Karena PSPS, saya bisa jadi Dzumafo yang sekarang. PSPS bikin nama saya bersinar. PSPS membuat saya bisa memiliki apa yang saya punyai sekarang,” ujar Dzumafo.
Mohamed Sissoko Buka-bukaan Soal Polemik Keputusan Komdis PSSI https://t.co/s9ZypomArj
— BolaSport.com (@BolaSportcom) November 9, 2017
"Pekanbaru sekarang sudah menjadi kampung saya. Di Pekanbaru saya merasa nyaman dan aman.
Cara membalasnya cuma satu, selalu membela PSPS dan selalu berusaha membawa PSPS berprestasi.
Apalagi kalau bisa naik ke Liga 1 musim depan. Hal itu akan menjadi luar biasa bagi kami semua,” ujar pemain kelahiran Douala, Kamerun itu.
PSPS seperti sudah menjadi takdir hidup Dzumafo dan tuah baginya. Buktinya ketika Dzumafo memutuskan hengkang dari PSPS pada 2012 ke Arema, perolehan golnya melempem.
Begitu juga di musim berikutnya ketika berkostum Persib dan Sriwijaya FC. Perolehan gol Dzu pun tak sampai dua digit.
Naturalisasi
Dzumafo sendiri kini telah mengoleksi 75 gol bagi PSPS. Musim tersuburnya tak lain pada 2008/09 ketika mengoleksi 19 gol.
Ia bergabung lagi ke PSPS pada putaran kedua lantaran proses naturalisasinya sudah selesai. Secara resmi Dzu menjadi pemain sepak bola ke-15 yang mendapat status WNI pada Juli lalu.
Meski begitu, Dzu tak begitu ngebet membela tim nasional seperti pemain naturalisasi paling gres, Ilija Spasojevic.
Dzu sepertinya sadar diri melihat persaingan di lini depan tim nasional dan usianya yang sudah tidak muda lagi.
“Puji Tuhan sekarang saya ber-KTP Pekanbaru. Kalau boleh jujur setiap pemain tentu mau membela timnas negaranya, Tapi, bagi saya, hal itu tidak terlalu jadi pikiran. Yang terpenting saya selalu mendukung siapa pun yang menjadi pemain timnas demi Merah-Putih,” ujar Dzumafo.
Sebuah kiriman dibagikan oleh BolaSport.com (@bolasportcom) pada