Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Beredar Kabar di Twitter Tim Promosi Liga 1 2019 Sudah Diatur

By Taufan Bara Mukti - Sabtu, 1 Desember 2018 | 20:36 WIB
Striker PSS Sleman, Cristian Gonzales saat dikawal ketat pemain bertahan Persita Tangerang pada laga perdana Grup 2 8 Besar Liga 2 2018 di Stadion Utama Sport Center Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, 26 Oktober 2018. ( twitter.com/PSSleman )

Isu pengaturan skor di Liga 2 kembali berembus, kali ini beredar tangkapan layar (screenshot) percakapan melalui Whatsapp yang menyebut tim promosi Liga 1 2019 sudah diatur.

Di media sosial Twitter, beredar chat oknum yang diduga Egi Melgiansyah dengan seseorang yang disebut "neng".

Dalam chat tersebut, oknum yang diduga Egi Melgiansyah itu mengaku sudah mengerti siapa yang berhak promosi dari Liga 2 ke Liga 1 musim depan.

Menurut chat tersebut, ada tiga tim yakni PSS Sleman, Semen Padang, dan Kalteng Putra yang bakal menjadi tim promosi musim 2019.

Dua tim pertama, PSS Sleman dan Semen Padang, memang sudah dipastikan promosi lantaran tampil di partai final Liga 2, Selasa (4/12/2018).

Baca Juga:

Sementara Kalteng Putra, harus mengalahkan Persita Tangerang di babak perebutan peringkat ketiga untuk menyabet status promosi.

Chat tersebut juga menjelaskan bahwa sosok yang diduga Egi Melgiansyah itu sudah mengetahui tim yang promosi ke Liga 1 bahkan saat kompetisi Liga 2 2018 baru memasuki babak penyisihan.

"Kalteng ya yg lolos Liga 1. Aku sudah denger dari jauh-jauh hari neng. Yang lolos itu PSS, Semen Padang, sama Kalteng," tulis oknum yang diduga Egi Melgiansyah itu.

Kendati demikian, sosok yang diduga Egi Melgiansyah itu akan tetap tampil fight saat bersua dengan Kalteng Putra pada Senin (3/12/2018).

Pemenang laga tersebut akan merebut satu tiket tersisa ke Liga 1 2019.

(Baca Juga: Misteri di Balik Pengunduran diri Widodo Cahyono Putro, Benarkah Irfan Bachdim Jadi Penyebabnya?)

Sementara tim yang kalah pada partai itu akan berada di Liga 2 musim depan.

Meski berita tersebut telah tersebar di media sosial Twitter, namun belum ada konfirmasi dari pihak Egi Melgiansyah maupun Kalteng Putra.

Tim BolaSport.com tengah menelusuri kebenaran chat tersebut.

BOROK LIGA 2 TERUNGKAP


Mantan manajer Persema, Bambang Suryo, saat menghadiri latihan timnya.(SUCI RAHAYU/JUARA.NET)

Mantan runner pengaturan skor, Bambang Suryo, dalam kesempatan live Mata Najwa edisi PSSI Bisa Apa, Rabu (28/11/2018), membongkar borok di Liga 2.

Bambang Suryo menyebutkan, di Liga 2 ada sosok yang mempunyai keterlibatan dalam pengaturan skor yakni Vigit Waluyo.

Dituturkan Bambang, Vigit Waluyo merupakan pengelola klub Liga 2 asal Jawa Timur, PS Mojokerto Putra (PSMP).

"Bandar dari Kamboja hubungan by phone langsung dengan Vigit. PSSI jelas tahu,'' tutur Bambang.

(Baca Juga: Kata Presiden PSMP Saat Ditanyai soal Dalang Match-fixing Vigit Waluyo)

Mojokerto Putra sendiri gagal lolos ke semifinal Liga 2 setelah gugur di babak delapan besar.

Laga terakhir PSMP, kontra Aceh United, diwarnai penalti janggal yang diduga sebagai bentuk pengaturan skor.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P