Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Menjelang laga final Liga 2 2018 melawan Semen Padang, Seto Nurdiantoro yang saat ini membesut PSS Sleman mengungkapkan arti penting dua tim yang pernah menjadi bagian dari kariernya di dunia sepak bola, yakni PSS Sleman dan PSIM Yogyakarta.
Hal ini diungkapkan Seto Nurdiantoro menjelang duel penentuan tim terbaik Liga 2 2018 antara PSS Sleman kontra Semen Padang.
Duel antara PSS Sleman kontra Semen Padang akan digelar di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (4/12/2018), pukul 18.30 WIB.
Seto Nurdiantoro pun bercerita singkat soal perjalanan kariernya, baik saat masih menjadi pemain maupun sebagai pelatih sepak bola.
"Saya kebetulan asli Jogja dan di provinsi DIY ini ada tiga tim profesional, yakni PSIM Yogyakarta, PSS Sleman dan Persiba Bantul," ujar Seto Nurdiantoro saat ditemui BolaSport.com.
"Saya pernah bermain di tiga tim tersebut, sementara saat menjadi pelatih saya sudah menangani dua tim, yakni PSS dan PSIM," katanya menambahkan.
(Baca Juga: Semen Padang Main Rahasia Jelang Lawan PSS Sleman pada Final Liga 2 2018)
Juru racik berusia 44 tahun ini memang mengawali karier sebagai pesepak bola profesional bersama Laskar Mataram, bahkan namanya melejit saat ia bermain untuk tim asal Kota Gudeg itu
Namun demikian, sebelum terjun ke dunia profesional dan kemudian bergabung bersama PSIM, ia merupakan pemain asli binaan Elang Jawa.
Setidaknya, Seto Nurdiantoro tercatat berseragam PSIM Yogyakarta pada tiga periode yang berbeda, yakni pada medio 1995-2000, 2006-2009 dan 2011-2013.
Pada tahun yang disebutkan terakhir adalah momen terakhir Seto sebagai pesepak bola sebelum akhirnya gantung sepatu.
(Baca Juga: Final Liga 2 - Brigata Curva Sud Umumkan Tiket PSS Sleman)
"Saya lahir di Sleman, tetapi saya mengawali karier sebagai pesepak bola profesional bersama PSIM," jelasnya.
"Selain itu, saya juga mengawali kiprah saya di dunia kepelatihan bersama PSIM. Tetapi saya lahir dan dibesarkan oleh PSS Sleman. Jadi kedua tim ini memiliki arti penting bagi saya," tuturnya menambahkan.
Meskipun pernah menyeberang ke dua kubu yang berbeda, Seto Nurdiantoro tetap diterima dengan baik oleh kedua kelompok suporter yang terpisah oleh jurang rivalitas ini.
Diakuinya, rivalitas antara kedua tim memang wajar terjadi, apalagi keduanya terletak pada satu daerah yang sama.
Namun demikian, Seto beryukur dirinya bisa diterima dan dicintai oleh kedua kelompok suporter.
"Memang hubungan kedua tim sedikit panas. Karena keduanya berada di satu kota yang sama, jadi ada rivalitas di antara kedua tim," kata pelatih yang juga pernah membela timnas Indonesia ini.
"Namun demikian, saya bersyukur karena saya dicintai PSIM dan PSS. Jadi ini salah satu yang harus saya pertahankan, yakni selalu bersikap profesional di manapun saya bekerja," ujar Seto Nurdiantoro.
(Baca Juga: Semen Padang Main Rahasia Jelang Lawan PSS Sleman pada Final Liga 2 2018)
Skuat Kabau Sirah dan Elang Jawa bakal saling sikut demi memperebutkan predikat tim terbaik pada ajang Liga 2 musim ini.
Selain itu, keduanya telah dipastikan bakal menjadi kontestan kompetisi kasta tertinggi Indonesia pada musim 2019.
Adapun satu tiket promosi lain yang masih tersisa bakal diperebutkan oleh Kalteng Putra dan Persita Tangerang.
Kalteng Putra dan Persita Tangerang akan berduel pada laga perebutan temoat ketiga.
Pemenang laga ini bakal menemani PSS Sleman dan Semen Padang untuk naik kasta ke Liga 1 pada musim depan.