Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Indonesia gagal melaju ke final SEA Games 2017. Garuda Muda kalah 0-1 dari tuan rumah Malaysia di Stadion Shah Alam, Sabtu (26/8/2017).
Malaysia mencetak gol lewat lewat sundulan Thanabalan Nadarajah pada menit ke-85. Dia memanfaatkan sepak pojok yang didapat timnya.
Indonesia bermain tanpa tulang punggung mereka di pertandingan ini.
Hansamu Yama, kapten tim sekaligus pengawal utama lini belakang, harus absen akibat kartu kuning yang diterimanya pada laga melawan Kamboja.
Andy Setyo dan Ricky Fajrin yang menjadi duet baru jantung pertahanan memang mampu bermain apik dalam menghalau serangan Malaysia.
Namun kehilangan sosok kapten, lini belakang kadang terlihat limbung tanpa teriakan dan dukungan moril dari sang kapten.
Meski gagal mencapai partai final, permainan timnas U-22 Indonesia layak diacungi jempol.
Dengan beberapa pemain jebolan timnas U-19 asuhan Indra Sjafri dulu, Indonesia asuhan Luis Milla menjadi harapan baru para pecinta sepak bola.
Walaupun gagal di dua kejuaraan yang diikuti, kualifikasi Piala Asia U-23 dan SEA Games 2017, pelatih asal Spanyol itu tampak pantas untuk dipertahankan.
Ini bukan akhir dari penantian rakyat Indonesia yang terakhir kali melihat timnasnya memenangi medali emas SEA Games pada tahun 1991.
Penantian selama 26 tahun itu setidaknya harus kembali ditunda selama dua tahun saat SEA Games dilangsungkan lagi 2019.
Namun perjuangan belum usai, masih ada kehormatan bangsa yang harus dijaga, masih ada medali yang bisa Indosia bawa.
Perebutan medali perunggu melawan Myanmar bisa menjadi obat luka bagi masyarakat nusantara.
Bukan kemenangan yang ingin dirasa namun kebanggaan saat memakai garuda di dada itu yang ditunggu oleh rakyat Indonesia.
Semoga semangat para pemain tetap terjaga dan bisa membawa kehormatan itu tetap tak ternoda.
Indonesia, kalian luar biasa!