Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kecanggihan teknologi dan maraknya sosial media membuat setiap orang bebas mengutarakan pendapat, bahkan yang negatif sekalipun.
Beberapa pesta olahraga berlangsung bersamaan di bulan Agustus, dari mulai SEA Games di Malaysia hingga Kejuaran Bulu Tangkis Dunia di Glasgow, Skotlandia.
Hal ini membuat masyarakat Indonesia menaruh perhatian pada para atlet yang bertanding di kejuaraan tersebut.
Sayangnya, perhatian tersebut tidak selalu berdampak positif ada pula dampak negatif yang ditimbulkan.
Beberapa atlet yang menuai kemenangan, sosial medianya akan penuh dengan pujian.
Namun, bagi atlet yang kalah atau bermain kurang bagus akan menuai banyak komentar negatif yang berpotensi menjatuhkan para atlet.
Salah satu contoh, saat Indonesia mengalami kekalahan pada pertandingan SEA Games 2017, pemain sepak bola timnas Hanif Sjahbandi mendapatkan komentar negatif.
Pengguna sosial tersebut menilai Hanif bermain kurang bagus sehingga memberi komentar negatif.
"Main Jelek," tulis akun @Marvelrey.
"Salah passing , gara gara kamu gawang tama ke ancam terus," tulis akun @m_farhan53 pada instagram Hanif Sjahbandi.
Tak hanya hanif, atlet dari cabang bulu tangkis pun terkena komentar negatif.
Komentar negatif ini tentu mendapat respon berlawanan bagi suporter yang sadar bahwa atlet yang membela Indonesia tidak layak diperlakukan negatif.
"Angkat kepalamu MyPrince, nanti mahkotamu jatuh, jangan menangis jangan dengarkan mereka yg mencaci, kami tetap bangga dengan Garuda muda semangat," tulis akun @nandarizky.
Sementara itu, beberapa atlet lain memilih tidak melihat komentar negatif dengan mengunci akun komentar di Instagram seperti yang dilakukan pemain timnas Satria Tama.
Para atlet Indonesia kini masih berjuang di SEA Games 2017 hingga Selasa, (29/8/2017).