Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Aturan main seperti itu telah dicatatkan dengan baku. Rossi, bisa dibilang, sudah satu tingkat di atas Syariat dalam jagad MotoGP.
Jelas jika Rossi bisa melekat menjadi "ikon" milik MotoGP karena ia punya hal-hal yang lebih besar dari seorang pebalap atau seorang juara dunia.
Kita masuk ke satu level di atas, Tarekat, level dimana seseorang memiliki "amaliah-amaliah" lahir dan batin bagi sebuah kepercayaan.
Dalam kasus ini, pebalap dengan julukan The Doctor ini sudah masuk tingkatan Tarekat.
Meminjam istilah penulis kondang, Edi AH Iyuhbenu, dalam suatu artikel, Rossi telah "menghibahkan impresi-impresi investatif" bagi MotoGP.
Anda kira, mengapa Valentino Rossi dijuluki The Doctor?
Karena Rossi menggambarkan seorang 'The Doctor', sosok yang memiliki keahlian mumpuni di bidang tertentu.
Kata kunci di sini adalah keahlian mumpuni. Rossi dianggap ahli, tidak hanya dari gelar juara yang ia kumpulkan selama 21 berkarier menunggang motor balap.
Kita coba flashback ke musim 2011 dan 2012, Rossi memang terlihat (maaf) agak cengeng ketika memilih pindah ke Ducati.
Salah satu alasannya mungkin karena ia tak cocok dengan rekannya saat itu, Jorge Lorenzo.