Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

China 20 Tahunan, Indonesia Cukup 3 Tahun

By Riemantono Harsojo - Jumat, 1 Desember 2017 | 12:19 WIB
Peserta Seminar Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Peningkatan Prestasi Atlet di Asian Games 2018 yang diadakan di Fakultas Ilmu Olahraga Universitas Negeri Jakarta pada Senin, 27 November 2018. (FIO UNJ)

Saat atlet-atlet kita di cabang atletik dan renang kesulitan memborong banyak medali emas di level ASEAN pada SEA Games 2017 lalu, mungkinkah pencapaian mereka bisa melonjak drastis dalam waktu hitungan bulan sehingga bisa masuk tiga besar Asia?

Kata Iwan Hermawan dan beberapa peserta seminar, kunci untuk memiliki juara di level Asia dan dunai adalah persiapan yang matang dan panjang.

Persiapan yang matang dan panjang itu termasuk membentuk anak-anak di Indonesia memiliki gerakan dasar olah raga yang tepat di usia sekitar 6-10 tahun.

Kondisi sekarang tidak mendukung karena di sekolah-sekolah dasar pelajaran pendidikan jasmani hanya sekali dalam sepekan. Begitu kata Iwan Hermawan.

Seorang dosen FIO UNJ menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke China sebelum penyelenggaraan Olimpaide Beijing 2008.

Menurutnya, China sudah mempersiapkan diri sebagai tuan rumah Olimpiade selama sekitar 20 tahunan, bukan hanya untuk membangun fasilitas, tapi juga untuk mendapatkan atlet-atlet unggulan.

Hasilnya, China mengungguli Amerika Serikat dan keluar sebagai juara umum dengan meraih 48 medali emas, unggul 12 medali emas dari AS.

Sementara itu, Indonesia hanya memiliki waktu persiapan tiga tahun setelah Vietnam memutuskan mundur sebagai tuan rumah Asian Games 2018.

China memiliki waktu sekitar 20 tahun untuk mewujudkan rencana sebagai yang terbaik, sebaliknya kita dengan persiapan hanya sekitar tiga tahun berani memasang target 10 besar Asia di Asian Games 2018.

(Baca Juga: Tak Hanya Febri Hariyadi, Klub Malaysia Bakal Boyong Kapten Persib Bandung)