Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada Minggu pagi, 24 Desember 2017, kabar duka datang dari Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta.
Salah satu pendiri dan mantan pemimpin redaksi Tabloid BOLA, Sumohadi Marsis, meninggal dunia dalam usia 73 tahun.
Duka bukan hanya untuk keluarga dan Tabloid BOLA, juga untuk pers dan olahraga Indonesia.
Mas Sumo, begitu panggilan kami, dikenal dekat dengan pelaku-pelaku olahraga nasional.
Meski demikian, hal tersebut sama sekali tidak memengaruhi tugasnya sebagai jurnalis olahraga.
Kritik-kritik membangun yang disampaikan dengan gayanya yang khas melalui rubrik Catatan Ringan, tidak hanya dinanti oleh pembaca umum penggemar olahraga, tapi juga bagi dunia olahraga nasional.
(Baca Juga: 7 Putra Daerah Akan Hiasi Skuat Madura Untid Musim 2018, Ini Tanggapan Choiri)
Kisah Mas Sumo bersama BOLA bermula pada tahun 1983.
Saat itu, Mas Sumo bersama Ignatius Sunito, yang sama-sama berstatus wartawan senior di desk olahraga Harian Kompas, mendapat tugas dari Pemimpin Redaksi Kompas, Jakob Oetama, untuk menerbitkan media khusus olahraga.
Dengan pengalaman cukup panjang di dunia pers, Mas Sumo yang memulai karier sebagai wartawan di Harian KAMI pada 1970 dan pernah menjadi Ketua SIWO/PWI Jakarta pada 1973-1975, bersama Ignatius Sunito sukses memandu proses kelahiran dan pertumbuhan Tabloid BOLA.
Pria kelahiran Kutoarjo pada 8 Juli 1944 ini menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Tabloid BOLA pada 1984 sampai 2000.
Berbagai ajang pernah diliputnya. Antara lain Piala Dunia 1986, 1990, 1998, Olimpiade dan Asian Games.
Selepas berkarya bersama Tabloid BOLA, Pak Sumo aktif di dunia olahraga.
Beliau menjadi pengurus KONI Pusat (2003-2007) dan KOI (2007-2011).
(Baca Juga: Ikut Latihan Bersama, Airlangga Sucipto Dipantau Jajaran Pelatih Persib Bandung)
Meski tidak lagi bekerja di media, Pas Sumo terus membuat tulisan-tulisan mengenai olah raga.
Beberapa buku pun pernah dibuatnya.
"Mas Sumo mengetahui dengan pasti tugas wartawan olahraga, tidak hanya menyajikan tulisan pandangan mata peristiwa olahraga untuk memuaskan pembacanya, tapi juga menjadi bagian dari pembina olahraga yang mampu memberi peran aktif bagi kontrol dan perbaikan prestasi olahraga Indonesia secara terus menerus," kata Ketua Umum PWI Pusat pada 2011, H. Margiono.
Tulisan-tulisannya akan selalu dikenang dunia olahraga Indonesia. Selamat jalan, Mas Sumo.