Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bukan hanya karena posisi dan nilai media massa tempat ia bekerja, namun karya dan pemikirannya yang menempatkan Pak Sumo di tempat spesial sebagai wartawan olahraga Indonesia.
Memiliki kesempatan menjadi bagian dari tim yang dipimpin Pak Sumo merupakan keberuntungan tersendiri. Tak terlalu lama, namun cukup untuk mengenal beliau.
Pensiun sebagai karyawan di Tabloi BOLA tak menjauhkan Pak Sumo dari dunia olahraga nasional. Ia terus berkarya di organisasi yang mengurusi olahraga nasional.
Pada suatu ketika, saat hendak membuat tugas dari sebuah institusi pendidikan karena saya “dipaksa mengenal dunia bisnis” oleh pimpinan di kantor, Pak Sumo adalah salah satu nara sumber.
Bertemu dengannya di ruangan kantor yang berbeda dari Tabloid BOLA terasa aneh. Tetapi, hanya sebentar.
Materi pembicaraan kami sanggup mengembalikan suasana ketika masih sama-sama berkantor di Jalan Palmerah Selatan.
Selain memenuhi pertanyaan saya guna memenuhi tugas dari Pak Dosen, ada ajakan dari Pak Sumo untuk membantu olahraga Indonesia dengan pemberitaan yang “baik”.
Kenapa kata baik memakai tanda kutip? Karena, kata Pak Sumo, berita yang baik menurut Si A belum tentu dianggap baik oleh Si B.
Terlebih bila kedua pihak memiliki kepentingan berbeda, meski sama-sama Merah-Putih.
Lalu, di mana posisi media massa agar dapat menangkap dan menyampaikan kepada publik berita yang baik itu?