Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Namun, banyak hal yang masih harus jadi perhatian pemelihara SUGBK. Apalagi, kalau stadion ini benar-benar ingin mewujudkan mimpinya sebagai smart stadium.
Mari kita mulai dari jalan mendekati stadion dan menuju tempat duduk. Checkpoint pertama berantakan.
Antrian suporter untuk masuk ke lingkaran dalam GBK sangat panjang dan tidak jelas. Mesin X-Ray dan petugas keamanan di turnstile pertama tidak mencukupi.
Masalah bertambah karena hujan deras yang mengguyur kawasan Senayan dan sekitarnya jelang kick-off. Pemeriksaan X-Ray dan cek tas, yang seharusnya menjadi standar protokol kemanan, ditiadakan.
"Saya tidak terkena pemeriksaan pertama karena hujan. Check pointnya bubar," ujar Bintang Febriyan, salah satu suporter yang datang, kepada BolaSport.com.
Genangan air depan pintu pemeriksaan #CeritaGBK pic.twitter.com/IgDzF2siat
— saptian Indramawan (@saptian_09) January 15, 2018
Bagi Bintang, kendurnya pemeriksaan di checkpoint pertama ini menjadi "kompensasi" setelah ia menghabiskan lebih dari 1 1/2 jam untuk menukar tiket online yang ia beli dengan tiket kertas.
Ya, satu lagi masalah yang tak kunjung usai. Di era digital ini, pengelola ticketing SUGBK masih mengharuskan warga pembeli tiket online mengantre lagi untuk mengambil tiket fisik.
(Baca Juga: Suporter Keluhkan Sistem Penjualan Tiket Online Laga Timnas Indonesia Vs Islandia)
Sementara, teman saya yang membeli tiket di Hari-H dihadapkan oleh hanya satu loket yang terbuka.