Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ada masanya ketika Manchester United dan Manchester City seolah berada pada dua kutub spektrum yang berlawanan.
Di satu kutub, ada United sebagai aristokrat lama dengan tradisi juara, sedangkan di kutub lainnya ada Manchester City sebagai orang kaya baru dengan ambisi membara.
Yang satu menang dengan membina, sedangkan yang satunya menang dengan membeli.
Setelah City berhasil meraih gelar Premier League pertamanya pun, narasi bahwa kejayaan mereka hanya tercipta berkat uang tetap dikumandangkan para pencibir.
Seperti Chelsea sebelumnya, dan PSG sesudahnya, prestasi Manchester City selalu dikaitkan dengan daya finansial mereka.
Dimodali dulu, baru dapat medali.
Memasuki paruh kedua musim 2017-2018, rasanya hanya orang kurang piknik yang akan melabeli City sebagai tim yang dibangun fulus semata.
(Baca Juga: Michael Carrick Pastikan Akan Pensiun pada Akhir Musim Ini)
Pada musim keduanya, sihir Pep Guardiola di sesi latihan dan papan taktik makin kentara.
Selisih dobel digit di puncak diraih dengan meningkatnya performa pemain lama seperti Sterling dan De Bruyne, yang tambah ahli dalam mengeksekusi juego de posicion ala Pep.
Di luar itu, ada juga perkara nilai belanja pemain Premier League yang terus meningkat.
(Baca Juga: Stadion Utama GBK Gemerlap di Tampilan, Tetap Parah di Manajemen Massa)
Meski data Transfermarkt masih menunjukkan bahwa City tetap menjadi top spender dalam 5 musim terakhir (789.3 juta pounds), klub-klub Liga Inggris lainnya menyusul dalam beberapa tahun belakangan.
Hal itu ditandai dengan rekor total pembelanjaan 1.4 miliar pounds pada musim panas 2017 seperti dilansir Deloitte. Pembelian pemain senilai 30-40 juta pounds pun berubah dari anomali menjadi normal.
Arsenal sebagai Recommended Seller
Kembali ke kontras persepsi antara Manchester United dan Manchester City, menarik untuk melihat tim mana yang bercokol pada posisi ke-2 dari segi jumlah pembelanjaan pada 5 musim terakhir.
Siapa lagi kalau bukan UMan nited sendiri dengan total pengeluaram 700,09 juta pounds.
Artinya, hanya dengan membeli 1 lagi pemain senilai Paul Pogba, total pengeluaran United selama setengah dekade belakangan akan sama dengan City.
Ternyata old money dan new money tak banyak bedanya.
Man United tak hanya mirip dengan City dari jumlah pengeluaran.
Mereka bahkan lebih baik dari tetangganya dalam memanfaatkan recommended seller yang sama: Arsenal.
(Baca Juga: 5 Hal yang Harus Fan Arsenal Ketahui tentang Pierre-Emerick Aubameyang!)
Di saat City memboyong Adebayor, Toure, Clichy, Nasri, dan Sagna dengan banderol 74.66 juta pounds, Manchester United secara efektif membeli gelar juara ke-20 mereka dengan meminang anak kecil di dalam tubuh Robin Van Persie seharga 24 juta pounds.
Hingga tulisan ini ditulis, United diberitakan telah menyepakati personal terms dengan bintang (lagi-lagi) Arsenal, Alexis Sanchez.
Meski sulit mengejar ketertinggalan 12 poin dari City, kehadiran Sanchez akan menambah eksplosivitas di lini depan United.
Satu hal yang pasti, label stereotipe yang membedakan United dan City semakin baur.
Dari kemiripan jumlah pengeluaran dan kesamaan toko langganan, Manchester United tak ubahnya Manchester City yang baru.
Ah iya, kalau pun kini ada yang membedakan mereka, paling hanya faktor estetika.