Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
mehek jelang bergulirnya musim 2018, tetapi mereka sanggup menembus Piala AFC 2018. Minimal, usaha Persipura hampir sama dengan Agnes Monica untuk meng-internasional.
Kenyataan itu jauh berbeda dengan Persija dan Bali United, yang baru saja kalah di Piala AFC 2018 pada laga perdana.
Kabarnya, sekali lagi kabarnya, dua klub yang berasal dari ”kota” ini lebih konsentrasi ke Piala Presiden 2018.
Padahal, Piala Presiden 2018 adalah turnamen pra-musim yang cuma bergengsi di negara. Sedangkan Piala AFC 2018 adalah bagian rangkaian perjalanan penting musim ini.
(Baca juga: Terdampar Sebagai Juru Kunci, Klub Malaysia yang Dibela Ferdinand Sinaga Genting)
Ingat contoh mewah dari Eropa, Arsene Wenger atau Zinedine Zidane harus menerima kecaman saat posisi mereka di kompetisi domestic belum aman ke Liga Champions.
Sebab, para pengkritik, para penyinyir, hingga para fanatik itu sadar kalau liga lokal harus berprestasi demi menyongsong kompetisi regional.
Semua itu beda dengan yang terjadi di Tanah Air, yang saya sebut sebagai Chauvinisme Sepak Bola Indonesia.
Sejak jaman dulu, enggak dulu-dulu banget sih, tepatnya mulai era kompetisi antar klub level Asia diperhitungkan sejumlah negara, cara pandang dari Indonesia masih biasa saja.