Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kabar segera merapat ke klub Lechia Gdansk di Liga Polandia, mulai menjawab langkah ke depan Egy Maulana Vikri, pemain muda berbakat kebanggaan Indonesia.
Kabar ini dilansir BolaSport.com dari twitter resmi Kementrian Olahraga Indonesia yang mengatakan bahwa Egy Maulana Vikri akan segera bergabung dengan Lechia Gdansk di Liga Polandia.
Pemerintah mendukung bakat-bakat terbaik bangsa untuk maju dan tampil di pentas dunia.
— Imam Nahrawi (@imam_nahrawi) March 9, 2018
.
Selamat Yaa...Egy Maulana Vikri, Sukses terus di Polandia bersama klub Lechia Gdansk.-IN#egymaulanavikri#lechiagdansk #ayoindonesia pic.twitter.com/nR63mYzPXC
Setelah cukup lama muncul kabar Egy akan bermain di Eropa, baru sekarang langkah tersebut benar-benar terwujud.
Sebelumnya, sempat muncul kabar bahwa Egy akan bermain di Liga Prancis, Portugal, dll.
Akan tetapi, semua itu keliru, dan Egy lebih memilih bermain di Liga Polandia.
Mencermati keputusan Egy untuk bermain di Polandia sebenarnya cukup menarik.
Ditilik dari sejarah, Liga Polandia bukanlah salah satu liga paling mentereng di Eropa, entah soal prestasi maupun soal pengembangan pemain muda.
Hanya klub-klub seperti Legia Warsaw dan Lech Poznan yang sering terdengar sebagai klub dari Ekstraklasa, kompetisi kasta tertinggi di Polandia.
Mereka pernah sekali meraih Piala Polandia pada 1983, sedangkan di ajang liga prestasi terbaik mereka berada di pos ketiga klasemen akhir musim 1956.
Gdansk juga baru sekali merasakan atmosfer Eropa, tepatnya saat mereka kalah agregat degan skor 2-10 dari Juventus di babak pertama Piala Winners 1983-1984.
(Baca juga: Status Quo dan Kerugian Penerapan Aturan Financial Fair Play bagi Klub-klub Eropa)
Mungkin ada pertimbangan tertentu yang diambil Egy dan tim saat memutuskan hijrah ke Gdansk yang belum diketahui oleh publik.
Pemilihan Liga Polandia juga sebenarnya menarik.
Saat ini Liga Polandia berada di posisi liga terbaik ke-21 dalam daftar peringkat Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA).
UEFA Country Coefficient alias Koefisien Negara UEFA ini dihitung dari performa setiap tim asal negara tersebut dalam kompetisi Eropa dalam empat tahun terakhir.
Spanyol masih memuncaki klasemen ini yang disusul Inggris, sedangkan Polandia kalah dari liga-liga seperti Siprus, Israel, Romania, dan liga-liga top lainnya.
Berada di posisi ke-21, artinya Polandia memiliki jatah satu tiket ke kualifikasi Liga Champions dan tiga tiket ke Liga Europa.
Seperti yang dikatakan di atas, Lechia Gdansk sudah lama tak berkompetisi di Eropa.
Karena hal itu pula Lechia tak muncul dalam daftar peringkat klub terbaik di Eropa versi UEFA.
Jika Egy ingin membuat permainannya selevel lebih maju, ia harus bisa membawa Lechia lolos ke Eropa.
Namun, sepertinya hal tersebut sulit terjadi musim ini.
(Baca juga: Piala Presiden, Sebuah Kerinduan akan Kejayaan)
Empat laga jelang akhir musim, Lechia masih berkutat di posisi ke-12 dari 16 tim yang berlaga.
Mereka terancam jeratan degradasi hanya dengan dua poin yang memisahkan mereka dari zona turun kasta.
Soal Asia, Egy bukan pemain asal Asia pertama yang pernah membela Lechia.
Sebelumnya ada nama Daisuke Matsui asal Jepang.
Matsui yang punya 31 caps bersama timnas senior Jepang membela Gdansk pada tahun 2013 lalu sebelum kemudian kembali ke Liga Jepang hingga saat ini.
Dua Gol Daisuke Matsui dalam pembukaan liga polandia
— IG: Indo_Jleague (@indo_jleague) July 23, 2013
Lechia Gdańsk vs. Podbeskidzie 2 - 2 pic.twitter.com/rWvADOwQyE
Jadi Egy sepertinya tak perlu khawatir tentang respons suporter lokal soal kehadirannya di sana.
Sedangkan Milos Krasic, mantan pemain Juventus, jadi pemain paling terkenal di skuat klub berkostum putih-hijau saat ini.
Semoga Egy bisa mendapat banyak ilmu dari sang pemain.
(Baca juga: Mohamed Salah dan Konsep Dewa Pemersatu Bangsa Mesir)
Hingga kini belum ada kabar resmi soal mengapa Egy memilih Lechia sebagai tujuan selanjutnya dalam kariernya yang masih panjang.
Bisa jadi Egy memilih Polandia dan Lechia sebagai batu loncatan.
Ia ingin beradaptasi dulu dengan atmosfer Eropa sebelum pindah ke klub yang lebih mentereng.
Toh, dengan bergabung ke Lechia, kesempatan bermain Egy sepertinya akan lebih banyak dibanding jika bergabung dengan tim top Eropa.
Kesempatan bermain sangat penting bagi perkembangan pemain muda.
Yang jelas, Egy dan kita semua harus memahami, Polandia bukanlah akhir perjalanan.
Polandia adalah awal dari karier panjang penuh bintang yang akan dijalani Egy.
Tugas kita, menjaga dan memberi dukungan, bukan hanya memberi beban agar Egy bisa menghadirkan sukses yang instan.
Semoga Egy bisa mengambil banyak ilmu dari tanah Polandia.
Semangat, Gy!