Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Hidup manusia berasal dari bencana besar atau katastrofi. Alam semesta berawal dari ledakan besar dan manusia lahir ke dunia melalui penderitaan sang ibu.
Itulah yang pernah dikatakan oleh Slavoj Zizek, filsuf kontemporer terkemuka asal Slovenia.
Maka manusia perlu melihat guncangan hidup sebagai bentuk kelahiran dari “yang lain”.
Bahkan, segala sesuatu yang berada di sekitar hidup kita saat ini berawal dari sebuah bencana raksasa yang dialami oleh penguasa dunia sebelumnya, yaitu dinosaurus.
Maka, jika guncangan terjadi, itu bukanlah bagian dari kehidupan, melainkan justru kehidupan itu sendiri. Demikian pendapat Zizek.
Gol Cepat Jadi Momok yang Hantui Sosok Pep Guardiola Jelang Laga Kontra Liverpool https://t.co/GZF2WBNEDB
— BolaSport.com (@BolaSportcom) April 10, 2018
Guncangan demi guncangan itu sedang dialami oleh Manchester City, pemuncak klasemen sementara Liga Inggris.
Di Anfield, tuan rumah Liverpool membenamkan Manchester City dalam laga leg pertama babak 8 besar Liga Champions musim 2017-2018.
Trisula maut The Reds, Mohamed Salah, Roberto Firmino dan Sadio Mane, setajam silet menyayat-nyayat barisan pertahanan Manchester Biru sehingga City kalah telak 0-3.
Gol-gol dicetak oleh Salah, Alex Oxlade-Chamberlain, dan Mane. Pasukan Pep Guardiola meninggalkan kandang Si Merah dengan babak-belur dan haru biru.
Vincent Kompany dkk. tenggelam dalam luka.
Dengan luka yang belum sembuh, Manchester City menjamu Manchester United dalam derbi Manchester di lanjutan Liga Inggris 2017-2018.
Luka si Biru diharapkan akan menutup dan pulih jika berhasil menaklukkan Setan Merah sekaligus meraih 3 poin.
Kemenangan atas Iblis Merah akan membuat Si Biru mengunci gelar juara Primer League dan berpesta di hadapan seteru abadinya.
Itulah impian indah Pep Guardiola dan kubu The Citizens.
Impian itu sepertinya tinggal sejengkal untuk diraih tatkala Ilkay Guendogan menjebol gawang David de Gea di babak pertama.
Si Biru sempat unggul 2-0. Dengan jemari terkepal, pelatih City, Pep Guardiola, mengangkat tangan ke atas seolah sedang menggenggam tropi Liga Inggris yang sudah diimpikan hampir 2 tahun.
Namun, tak selamanya impian menjadi kenyataan.
Di saat jeda, kubu City mulai memikirkan cara merayakan gelar juara yang ideal karena pada saat itu, mereka sudah di ambang menjadi juara.
Hanya tinggal melintasi waktu 45 menit babak kedua, setelah itu merayakan kemenangan.
Di saat yang sama, di ruang ganti kubu Setan Merah, suasananya berbeda.
Pelatih Manchester United, Jose Mourinho, hanya mengucapkan satu kalimat kepada anak-anak asuhannya: “Jangan mau menjadi badut menyaksikan mereka berpesta-pora di depan kita.”
[POPULER] Klopp Sesali Man City Tak Unggul 6-0 atas Man United pada Babak Pertama https://t.co/gcCueE0CuY
— BolaSport.com (@BolaSportcom) April 10, 2018
Hasilnya, para pemain Setan Merah “terbakar” dan dengan agresif menyerang. Barisan belakang Manchester Biru luluh-lantak.
Paul Pogba yang diisukan akan pindah ke City mencetak dua gol. Chris Smalling melengkapi keunggulan Man United.
Total 3 gol Setan Merah lahir hanya dalam selang waktu 16 menit. Panggung Etihad, milik The Citizens, diambil alih oleh Pogba dan Smalling pada babak kedua.
Pesta-pora Si Biru batal digelar dan luka Manchester City kembali menganga, disayat-sayat oleh “kekejaman” pasukan Mourinho yang bermain trengginas di babak kedua.
Dengan kondisi mengalami “luka di atas luka” inilah, Sergio Aguero dan kawan-kawan akan menjamu Liverpool di Etihad Stadium dalam laga leg kedua babak perempat final Liga Champions.
Unggul agregat 3-0, The Reds telah menapakkan satu kaki di babak semifinal.
Pep Guardiola membutuhkan keajaiban untuk menjinakkan keperkasaan Liverpool dengan menang minimal 4-0.
“Kekalahan beruntun dalam 3 hari membuat suasana hati pemain kurang bagus menjelang laga melawan Liverpool,” ujar Pep Guardiola.
[PILIHAN] Manchester City Vs Liverpool - Reuni Guardiola dengan Si Pemberi Kenangan Buruk https://t.co/AJs4dZvKqp
— BolaSport.com (@BolaSportcom) April 10, 2018
Tugas Guardiola adalah menjaga hati pasukannya yang sedang terluka.
Fans The Citizens tetap menaruh harapan kepada para pemain Pep. Di mata penggemarnya mereka adalah pahlawan.
Pahlawan adalah mereka yang terluka. Medan pertempuran yang menempa mereka.
Persoalannya sekarang adalah apakah para pahlawan itu sanggup mengembalikan kedigdayaan The Citizens yang amat perkasa sejak awal musim ini, sekaligus menyembuhkan luka-luka menganga?
Atau akankah Liverpool kembali menorehkan luka pada ‘luka di atas luka" Manchester City? Pertempuran di Etihad Stadium dini hari nanti akan menyodorkan jawaban.